Kamis 07 Dec 2017 13:04 WIB

Tillerson Akui Trump Tabur Kerusuhan di Timur Tengah

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Ani Nursalikah
Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson
Foto: REUTERS/Yuri Gripas
Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson mengakui pengumuman Presiden Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dapat menabur kerusuhan di seluruh Timur Tengah.

Berdasarkan laporan dari Time, Kamis (7/12), saat ditanya mengenai keputusan Trump, Tillerson menegaskan Trump masih berkomitmen terhadp proses perdamaian. Sementara keputusan tersebut secara langsung mempengaruhi departemennya, Tillerson mengakui perannya relatif minim. Ia kini hanya fokus memastikan Departemen Luar Negeri dan Pentagon memiliki cukup waktu meningkatan kewaspadaan agar personel AS tetap aman di luar negeri.

"Sementara kita tahu orang laain di luar sana mungkin tidak menerima keputusan ini, mereka tentu harus mengungkapkan pandangan mereka. Kami berharap mereka akan melakukannya tanpa kekerasan," kata Tillerson.

Sepanjang masa jabatannya, Tillerson telah mencoba melunakkan kebijakan luar negeri presidennya yang cukup mengisolasi, dengan menjelaskan AS masih berusaha memimpin dan membangun kemitraan yang kuat dengan negara-negara yang sependapat. Dia juga telah mengimbangi pernyataan Trump yang menyebut AS merasa mendapatkan beban tanggung jawab yang tidak seimbang dalam beberapa tahun terakhir.

Dalam sebuah pidato singkat di Gedung Putih, Trump mengarahkan departemen negara bagian untuk mulai membuat pengaturan untuk memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.

"Saya telah menetapkan sekarang saatnya untuk secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Sementara presiden sebelumnya telah membuat janji kampanye besar ini, mereka gagal menyampaikannya. Hari ini, saya menyampaikannya. Pengumuman saya hari ini menandai dimulainya sebuah pendeketan baru terhadap konflik antara Israel dan Palestina," kata Trump.

Warga Palestina di Yordania Protes Keputusan Trump

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement