Kamis 07 Dec 2017 13:21 WIB

Yahudi Amerika Tanggapi Beragam Keputusan Trump

Rep: Marniati/ Red: Ani Nursalikah
Bendera Israel dan Amerika Serikat diproyeksikan di dinding kota tua Yerusalem, Rabu (6/12). Presiden AS Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Foto: AP Photo/Sebastian Scheine
Bendera Israel dan Amerika Serikat diproyeksikan di dinding kota tua Yerusalem, Rabu (6/12). Presiden AS Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHiNGTON -- Koalisi Yahudi Republik (RJC) Amerika Serikat mengaku mendukung keputusan Trump yang menetapkan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Dilansir di The Guardian, Kamis (7/12), RJC bahkan memuat iklan di New York Times untuk menyatakan dukungannya. Iklan berisi foto Trump saat melakukan kunjungan di Yerusalem pada Mei.

"Sejarah akan menghormati Anda sebagai salah satu teman terhebat Israel," tulis pernyataan iklan tersebut.

Ketua nasional RJC dan mantan senator untuk Minnesota, Norm Coleman mengatakan presiden telah menyampaikan sebuah janji kampanye dan akan menepati janjinya. Ia mengatakan sudah tidak ada lagi berita palsu. "Yerusalem adalah ibu kota Israel," katanya.

Komite Urusan Publik Israel Amerika (Aipac) juga menyatakan dukungannya atas keputusan Trump. "Aipac selalu mendukung pengakuan Amerika atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel yang tak terbagi, dan kami memuji pengumuman penting Presiden Trump dan memutuskan merelokasi kedutaan AS di sana," katanya.

J Street, sebuah kelompok advokasi liberal menentang keputusan Trump. Mereka mengaku lebih mendukung solusi dua negara untuk penyelesaian konflik Israel-Palestina. Menurut mereka, langkah yang diambil Trump tidak membantu dalam proses perdamaian bahkan justru sangat berisiko.

"Bertentangan dengan kebijakan kepresidenan selama beberapa dekade, tidak ada kemajuan, dan dapat benar-benar merusak, komitmen pemerintah menyelesaikan konflik Israel-Palestina sementara berpotensi mengancam keamanan Israel dan mengasingkan mitra regional Arab," kata organisasi tersebut.

Menurut J Street tndakan mengakui kedaulatan Israel di Yerusalem sebelum kesepakatan damai yang dinegosiasikan akan memiliki dampak merusak peluang perdamaian tersebut.

Para Rabbi terkemuka AS juga mengkritik tajam keputusan Trump ini. Pendiri dan direktur Komunitas Pembaruan Yahudi Am Kolel di Greater Washington, Rabbi David Shneyer mengaku terkejut dengan keputusan Trump.

"Keputusan seperti ini perlu dipertimbangkan oleh sekelompok besar orang. Ini bisa melibatkan berbagai pemain yang sudah familiar dengan semua masalah. Itu bukan keputusan yang bisa dianggap enteng," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement