REPUBLIKA.CO.ID,PYONGYANG -- Pejabat senior PBB untuk urusan politik, Jeffrey Feltman, dalam kunjungan tingkat tinggi yang sangat jarang ke Korea Utara (Korut), berhasil mengadakan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Korut, Ri Yong-ho, pada Kamis (7/12). Dia tiba di Pyongyang pada Selasa (5/12) untuk tinggal selama empat atau lima hari.
Feltman bertemu Ri di hari kedua kunjungannya ke Pyongyang, yang menjadi kunjungan pertama PBB ke Korut sejak 2010. Tidak diketahui secara langsung apa yang dibahas oleh keduanya dalam pertemuan itu.
Menurut media pemerintah Korut, saat bertemu dengan Wakil Menlu Korut pada Rabu (6/12), Feltman membahas bantuan dan operasi PBB di Korut, serta hal-hal lain yang menjadi perhatian bersama. Terdapat enam lembaga PBB dengan sekitar 50 staf internasional yang saat ini ada di negara tersebut.
Kunjungan Feltman, yang merupakan seorang warga negara Amerika dan mantan pejabat Departemen Luar Negeri AS, dilakukan di tengah ketegangan tinggi di semenanjung Korea antara Pyongyang dan Washington. Korut baru-baru ini meluncurkan rudal yang paling canggih, sementara AS dan Korea Selatan (Korsel) langsung mengadakan latihan bersama dengan beberapa pesawat tempur paling kuat di dunia.
Meskipun media Korut cenderung mempublikasikan retorika yang mengkhawatirkan, pihak berwenang negara itu juga mengkritik PBB atas resolusi sanksinya. Mereka mengatakan Pyongyang memiliki hak berdaulat untuk menguji rudal, perangkat nuklir, dan satelit.
Dalam sebuah pidato di Majelis Umum PBB pada September lalu, Menlu Ri membela program rudal dan nuklir negaranya. Ia mengatakan program itu adalah tindakan membela diri dalam menghadapi permusuhan dan ancaman nuklir AS.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
