Jumat 08 Dec 2017 08:26 WIB

PBB Sebut Pengungsi Rohingya Terus Berdatangan ke Bangladesh

Red: Nur Aini
 Ribuan pengungsi muslim Rohingya yang mealrikan diri dari Myanmar, tertahan di perbatasan di Palong Khali, Bangladesh, Selasa (17/10).
Foto: AP/Dar Yasin
Ribuan pengungsi muslim Rohingya yang mealrikan diri dari Myanmar, tertahan di perbatasan di Palong Khali, Bangladesh, Selasa (17/10).

REPUBLIKA.CO.ID,DHAKA -- Para pengungsi Rohingya masih terus mengalir dari Myanmar ke Bangladesh walaupun kedua negara bulan lalu telah menetapkan penjadwalan pemulangan pengungsi.

Badan Perserikatan Bangsa-bangsa urusan pengungsi (UNHCR), menyebut jumlah pengungsi telah berkurang. Sebanyak 625 ribu orang tiba sejak 25 Agustus, 30 ribu datang bulan lalu dan sekitar 1.500 lainnya sampai di Bangladesh pekan lalu.

"Keadaan darurat menyangkut pengungsi di Bangladesh merupakan krisis pengungsi di dunia yang paling cepat meningkat. Kondisi di negara bagian Rakhine tidak memungkinkan untuk membuat para pengungsi kembali ke keadaan yang aman dan berkelanjutan ... orang-orang masih mengungsi," kata wakil komisioner tinggi UNHCR Kelly Clements.

"Sebagian besar (pengungsi Rohingya) tidak memiliki apa-apa atau hanya sedikit untuk membuat mereka mau kembali. Rumah-rumah dan desa mereka sudah hancur. Perpecahan yang mendalam di antara masyarakat masih belum tertangani dan akses kemanusiaan masih tidak memadai," kata Kelly.

Bangladesh dan Myanmar pada 23 November sepakat untuk memulai proses pemulangan Rohingnya dalam waktu dua bulan. Kesepakatan itu tidak menyebutkan kapan proses tersebut akan selesai.

Pekan ini, pejabat tinggi badan PBB untuk hak asasi manusia mengatakan bahwa pasukan keamanan Myanmar kemungkinan bersalah melakukan pembersihan etnis terhadap masyarakat minoritas Muslim Rohingya.

Myanmar, negara yang sebagian besar penduduknya merupakan penganut Buddha, menolak mengakui Muslim Rohingya sebagai warga negaranya. Muslim Rohingya dianggap sebagai orang-orang dari negara asing.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement