Ahad 10 Dec 2017 10:46 WIB

Ribuan Orang Berpakaian Putih Sambangi Kedudes AS

Massa menggelar demonstrasi di depan Kedubes AS di Jakarta (ilustrasi).
Foto: Silvy Dian
Massa menggelar demonstrasi di depan Kedubes AS di Jakarta (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Massa yang berasal dari berbagai organisasi masyarakat berunjuk rasa di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Ahad (10/12). Mereka datang untuk memprotes kebijakan Presiden Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

Ribuan orang berpakaian putih mulai berdatangan sekitar pukul 08.00 WIB. Sambil membawa bendera Indonesia dan bendera Palestina, serta mengenakan "kaffiyeh", selendang rajut khas Palestina, juga berbagai atribut lain, seperti pin dan ikat kepala. Massa berulang kali meneriakkan Allahu Akbar" sebagai bentuk solidaritas mereka terhadap sesama Muslim di Palestina.

"Pemerintah Indonesia perlu bertindak lebih jauh untuk bicara dengan pimpinan negara-negara OKI demi memperjuangkan nasib Palestina sebagai negara merdeka dan berdaulat," ujar seorang orator dari atas panggung.

Sejak Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencananya untuk memindahkan Kedutaan Besar AS untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem pada Rabu (6/12), kecaman dan protes keras terus mengalir dari organisasi masyarakat di berbagai wilayah Indonesia.

Presiden RI Joko Widodo sendiri telah menyampaikan kecaman keras terhadap sikap Trump yang dinilai telah melanggar berbagai resolusi di PBB dimana AS menjadi anggota, dan dapat mengguncang stabilitas keamanan dunia.

Presiden Jokowi pun memastikan akan hadir pada Sidang Organisasi Kerja sama Islam (OKI) yang diselenggarakan di Turki pada 13 Desember mendatang, untuk membahas pengakuan sepihak Trump terhadap Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

Keputusan Trump itu membahayakan peranan historis Amerika Serikat sebagai penengah dalam konflik Israel-Palestina, juga menimbulkan kericuhan terhadap hubungan dengan sekutu-sekutu Arab, yang diandalkan Washington untuk membantunya melawan Iran dan memerangi kalangan milisi Islamis Suni.

Israel menganggap Yerusalem sebagai ibu kotanya yang abadi dan tidak terbagi serta menginginkan semua kedutaan asing ditempatkan di sana.

Di lain pihak, Palestina menginginkan Yerusalem menjadi ibu kota negara Palestina merdeka di masa depan.  Kota itu direbut Israel dalam perang pada 1967 dan kemudian diduduki Israel. Pencaplokan oleh Israel itu terus ditentang oleh dunia internasional.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement