Selasa 12 Dec 2017 04:28 WIB

Menteri Jerman: Tak Ada Tempat untuk Anti-Semit di Jerman

Unjuk rasa menentang putusan Amerika mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel di Berlin, Jerman, Jumat (8/12).
Foto: Hayoung Jeon/EPA-EFE
Unjuk rasa menentang putusan Amerika mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel di Berlin, Jerman, Jumat (8/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Menteri Kehakiman Jerman Heiko Maas menegaskan tidak ada tempat untuk anti-Semitisme di Jerman. Hal itu menyusul kemarahan pengunjuk rasa terhadap Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Para demonstran lantas membakar bendera Israel di Berlin.

Polisi melaporkan, pada Ahad sekitar 2.500 orang berunjuk rasa di Berlin menentang keputusan Trump dan bendera Israel dibakar. Aparat melakukan penyelidikan, khususnya terhadap 11 orang terkait insiden tersebut.

Maas mengatakan kepada surat kabar Bild terbitan Senin, "Segala jenis anti-Semitisme adalah serangan terhadap semua orang. Anti-Semitisme tidak dibolehkan memiliki tempat lagi."

Anti-Semitisme tetap menjadi isu yang sangat sensitif di Jerman selama lebih dari 70 tahun setelah berakhirnya Holokua atau pembantaian besar-besaran di era Nazi, saat enam juta orang Yahudi terbunuh. Jerman menganggap dirinya sebagai salah satu sekutu terdekat Israel.

Menteri Luar Negeri Jerman Sigmar Gabriel mengatakan kepada Bild bahwa sementara kritik terhadap keputusan Trump dapat dimengerti. Namun masyarakat tidak memiliki hak atau alasan untuk membakar bendera Israel sehingga menimbulkan kebencian terhadap orang Yahudi.

Dia mengatakan bahwa siapapun yang melakukan hal tersebut "tidak hanya berdiri melawan Israel tapi juga melawan konstitusi Jerman. Jerman, kata ia, tidak akan mentolerir hal tersebut.

Gabriel mengatakan bahwa Jerman hanya mengizinkan unjuk rasa damai dan tidak mengizinkan benturan, tempat orang bersiap menggunakan kekerasan untuk dibawa ke Jerman dari negara lain.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement