Senin 18 Dec 2017 08:16 WIB

Iran Tutup Sekolah Musim Dingin karena Polusi Udara

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Gita Amanda
Polusi udara di Teheran, Iran membuat warga menggunakan masker
Polusi udara di Teheran, Iran membuat warga menggunakan masker

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran meliburkan sekolah dasar di ibu kota dan sejumlah wilayah lain karena tingginya tingkat polusi udara, Senin (18/12). Pemerintah setempat mengumumkan penutupan semua sekolah dasar di provinsi Teheran pada Sabtu (16/12) malam.

Ibu kota Teheran yang merupakan rumah bagi 14 juta penduduk diselimuti kabut asap sejak beberapa hari terakhir. Polusi udara ini telah cukup parah menutupi permukiman di ibu kota.
 
Pihak berwenang setempat melaporkan konsentrasi partikel halus udara mencapai 185 mikrogram per meter kubik di selatan Teheran dan 174 di pusat pada Ahad (17/12) pagi. "Ini jauh diatas rata-rata yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia yakni maksimal 25 mikrogram per meter kubik selama 24 jam," ujar mereka seperti dilansir Arab News.
 
Pihak berwenang juga memerintahkan pabrik tambang dan semen di Provinsi Teheran untuk tidak beroperasi sementara. Selain itu, agar aliran lalu lintas reguler di pusat ibu kota dibatasi.
 
Pemerintah juga menyarankan agar orang tua lanjut usia, anak-anak, ibu hamil dan orang-orang dengan masalah jantung untuk tetap tinggal di dalam rumah. Sementara yang dilainnya diminta mengurangi aktivitas luar ruangan.
 
Kantor berita resmi IRNA melaporkan sekolah-sekolah di kota-kota barat laut seperti Tabriz dan Urmia sudah tutup selama dua hari. Ini bukan hal baru karena polusi udara Iran hampir terjadi setiap tahun.
 
Dalam beberapa tahun terakhir, Teheran menderita kejadian polusi terburuk di dunia saat suhu dingin. Ini menyebabkan efek yang dikenal sebagai "inversi suhu".
 
Fenomena tersebut menciptakan lapisan udara hangat di atas kota yang menjebak polusi dari lebih dari delapan juta mobil dan sepeda motor. Pada tahun 2014, hampir 400 orang dirawat di rumah sakit karena masalah jantung dan pernafasan.
 
Hampir 1.500 orang lainnya membutuhkan perawatan. Kementerian kesehatan memperkirakan bahwa polusi pada tahun 2012 berkontribusi terhadap kematian dini 4.500 orang di Teheran dan sekitar 80.000 di seluruh negeri.
 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement