Senin 25 Dec 2017 08:27 WIB

Pesawat Amfibi Terbesar di Dunia Milik Cina Terbang Perdana

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Ani Nursalikah
Pesawat amfibi terbesar di dunia milik Cina AG600.
Foto: China Daily
Pesawat amfibi terbesar di dunia milik Cina AG600.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pesawat amfibi terbesar di dunia yang dikembangkan Cina, AG600 melakukan penerbangan perdananya pada Ahad (24/12) dari sebuah bandara di tepi Laut Cina Selatan. Ini adalah langkah terbaru dalam program modernisasi militer Cina.

Cina telah meningkatkan penelitian mengenai peralatan militer tingkat lanjut sebagai bagian dari keputusan melakukan pendekatan yang lebih kuat terhadap sengketa teritorial di beberapa tempat seperti Laut Cina Selatan. Pendekatan yang dipilih Beijing ini mengejutkan di wilayah Asia Pasifik dan Amerika Serikat (AS).

Televisi negara menunjukkan gambar langsung dari AG600 yang lepas landas dari bandara Zhuhai di provinsi selatan Guangdong, yang berada di pantai Laut Cina Selatan. Pesawat itu kemudian kembali sekitar satu jam kemudian dan mendarat secara perlahan dengan disertai musik-musik perjuangan dan disambut banyak orang yang melambai-lambaikan bendera Cina.

Kantor berita Xinhua mengatakan pesawat tersebut adalah roh pelindung laut, pulau dan terumbu karang. Sebelumnya, pesawat tersebut telah dijadwalkan melakukan penerbangan pertamanya awal tahun ini namun tidak jelas mengapa hal itu tertunda setelah uji coba dilakukan pada April.

Dikutip China Daily pada awal bulan ini, perancang utama AG600 Huang Lingcai mengatakan mereka dapat melakuka perjalanan pergi-pulang dari pulau selatan provinsi Hainan ke James Shoal tanpa mengisi bahan bakar. James Shoal merupakan pulau di dekat Borneo Sarawak, Malaysia, namun diklaim Cina.

Menurut laporan dari media pemerintah, AG600 didukung oleh empat mesin turboprop. Pesawat itu dapat membawa 50 orang awak selama misi pencarian dan penyelamatan maritim.

AG600 juga dapat meraup 12 metrik ton air dalam waktu 20 detik untuk perjalanan pemadaman kebakaran. Pesawat ini memiliki jangkauan penerbangaan maaksimum 4.500 kilometer dan berat lepas landas maksimum sampai 53,5 ton.

Pesawat itu telah menerima 17 pesanan dari departemen pemerintah Cina dan perusahaan Cina. AG600 bisa menggunakan bandara konvensional dan juga mendarat dan lepas landas dari laut.

Cina sedang melakukan program modernisasi militer besar-besaran, mulai dari pengujian rudal antisatelit hingga pembangunan pesawat tempur siluman dan kapal induk dalam negeri pertama di negara itu. Senjata tersebut menambah koleksi yang sudah pernah dibeli dari Ukraina.

Media pemerintah juga mencatatkan pesawat tersebut berpotensi digunakan di Laut Cina Selatan yang disengketakan oleh Cina, Vietnam, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Brunei Darussalam. Kesemua negara tersebut memiliki klaim yang tumpang tindih.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement