Ahad 24 Dec 2017 04:17 WIB

Nuklir Korut, Trump: Dunia Ingin Kedamaian, Bukan Kematian

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Esthi Maharani
Lokasi uji coba nuklir Korea Utara
Foto: Youtube
Lokasi uji coba nuklir Korea Utara

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menanggapi sanksi terbaru yang dijatuhkan Dewan Keamanan PBB kepada Korea Utara dengan menyatakan dunia menginginkan kedamaian bukan kematian. Dalam cuitan di Twitter, Trump menyatakan Dewan Keamanan PBB mendapat dukungan telak untuk menambahkan sanksi atas Korea Utara.

''Dunia ingin kedamaian, bukan kematian,'' tulis Trump seperti dikutip Aljazirah, Sabtu (23/12).

Komentar Trump muncul setelah Menteri Pertahanan AS menyatakan AS siap bila perang di Semenanjung Korea pecah. Sanksi terbaru Dewan Keamanan PBB ini berupa perintah bagi warga Korea Utara yang bekerja di luar negeri untuk kembali ke negara mereka dalam waktu dua tahun. Selain itu, Dewan Keamanan PBB juga melarang negara-negara produsen minyak untuk mengekspor minyak ke Korea Utara.

(Baca juga: Akibat Program Nuklir, Peru Usir Korps Diplomat Korea Utara)

Di perkirakan ada 93 ribu warga Korea Utara yang bekerja di luar negeri. Mereka membantu Pemerintah Korea Utara dengan membiayai program pengadaan senjata. Sanksi ini juga melarang produsen mesin industri memasok produk mereka ke Korea Utara dan membeli produk pangan apapun dari Korea Utara sebagai respons atas uji coba misil balistik Korea Utara pada akhir November 2017 lalu.

Sanksi terbaru dari Dewan Keamanan PBB ini memerintahkan Pyongyang untuk menghentikan program nuklirnya. Ini adalah seruan ke tiga sepanjang 2017 ini. Menteri Pertahanan AS James Mattis menyatakan kekesalan dunia terhadap Korea Utara mencapai puncaknya. Ia bahkan memerintahkan pasukan AS untuk bersiap bila perang pecah di Semenanjung Korea meski Mattis melihat jalan diplomatis masih jadi opsi.

''Tentara muda kami siap pergi setelah langkah diplomasi ditempuh,'' kata Mattis pada Jumat (22/12).

AS sendiri memiliki 28 ribu tentara yang menetap permanen di Korea Selatan sebagai warisan Perang Korea pada 1950-1953. Sanksi yang dijatuhkan Dewan Keamanan PBB ini bahkan disetujui oleh Rusia dan Cina. Meski uji coba misil Korea Utara direspons dengan latihan militer bersama AS-Korea Selatan di perairan semenanjung Korea dan menimbulkan ketegangan dunia, Cina setuju ikut serta dalam sanksi ini. Cina akan memangkas pasokan bahan pangan dan minyak ke Korea Utara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement