Sabtu 06 Jan 2018 09:40 WIB

Presiden Prancis: Tak Ada Kesempatan Turki Gabung Uni Eropa

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Budi Raharjo
Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Foto: AP Photo/Thibault Camus
Presiden Prancis Emmanuel Macron.

REPUBLIKA.CO.ID,PARIS -- Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan kepada mitranya dari Turki Recep Tayyip Erdogan, bahwa tidak ada perkembangan kesempatan bagi Turki bergabung dengan Uni Eropa saat ini. Pada konferensi pers bersama di Paris, Macron mengatakan ada perbedaan Hak Asasi Manusia sejak pembersihan yang dilakukan Turki menyusul kudeta yang gagal pada 2016.

Dilamsir dari BBC, Erdogan mengatakan Turki bosan terus-menerus memohon untuk bergabung dengan UE. Dirinya juga mengecam seorang wartawan yang menanyakan tentang klaim bahwa Turki mengirim senjata ke Suriah.

Wartawan tersebut bertanya kepadanya tentang sebuah cerita di surat kabar Cumhuriyet tahun 2015 yang mengatakan bahwa intelijen Turki mengirim perbekalan tersebut. Erdogan kemudian menanggapi pertanyaan tersebut dengan menuduh wartawan itu berbicara seperti anggota gerakan Gulenis, yang dia salahkan untuk kudeta 2016.

"Bila Anda mengajukan pertanyaan, berhati-hatilah dalam hal ini, dan jangan bicara dengan kata-kata yang lain," katanya.

Macron sendiri mengatakan sudah waktunya untuk mengakhiri kemunafikan dengan berpura-pura bahwa ada prospek kemajuan dalam perundingan keanggotaan Turki dengan UE. "Sejauh menyangkut hubungan dengan Uni Eropa, jelas bahwa dalam perkembangan dan pilihan terbaru menunjukkan tidak adanya kemajuan proses di mana kita dapat menjalin hubungan," ujar Macron.

Pembicaraan tersebut akhirnya dihentikan menyusul tindakan keras Erdogan setelah kudeta tersebut. Namun Presiden Prancis juga mengatakan bahwa penting untuk menjalin hubungan dekat dengan Ankara, dan mungkin inilah saatnya untuk mengeksplorasi pilihan yang sedikit dari keanggotaan penuh UE atau sebuah kemitraan, seperti yang dia gambarkan yang akan menyandang orang-orang Turki di Eropa.

Erdogan beberapa waktu lalu telah menuangkan cemoohan pada tawaran UE terhadap Turki dan menuduh blok tersebut tidak tulus dan menghabiskan waktu Ankara. Dia mengatakan bahwa kebanyakan orang Turki tidak lagi menginginkan Uni Eropa. Sementara itu kedua pria tersebut memuji kerja sama mereka dalam perang melawan kelompok ISIS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement