Sabtu 06 Jan 2018 10:04 WIB

Puluhan Ribu Rakyat Pro-Pemerintah Iran Gelar Demonstrasi

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Demonstrasi di Iran, Sabtu, 30 Desember 2017.
Foto: AP Photo
Demonstrasi di Iran, Sabtu, 30 Desember 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Puluhan ribu rakyat Iran pro-pemerintah menggelar aksi demonstrasi pada Jumat (5/1). Dalam orasinya, massa bersumpah setia kepada pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dan mengecam Amerika Serikat (AS) karena dinilai menghasut demonstrasi anti-pemerintah baru-baru ini.

Dalam aksinya, massa meneriakkan slogan anti-AS. Mereka meneriakkan kata-kata kematian untuk AS dan kematian untuk Israel sambil mengusung gambar Ali Khamenei. "Kami mendukung Imam Khamenei. Kami tidak akan meninggalkannya sendirian dalam perang melawan musuh," kata para demonstran.

Selain menyuarakan dukungan terhadap Khamenei, massa aksi pun mendesak agar individu atau kelompok yang menghasut demonstrasi anti-pemerintah diadili. "Demonstran menuntut hukuman bagi orang-orang yang berada di balik kerusuhan terkait asing yang menghina agama dan otoritas kita," kata televisi pemerintah melaporkan.

(Baca: AS Minta DK PBB Perkuat Pesan Rakyat Iran)

Demonstrasi anti-pemerintah di Iran terjadi pada 28 Desember di kota suci Syiah, Masyhad. Demonstrasi ini dipicu oleh rencana pemerintah Iran untuk menaikkan harga bahan bakar dan memotong uang bantuan bulanan kepada orang-orang yang berpenghasilan rendah.

Gelombang demonstrasi akhirnya menyebar ke lebih dari 80 kota dan pedesaan di Iran. Hal ini karena ribuan kaum muda dan kelas pekerja Iran menyuarakan kemarahan pada korupsi, pengangguran, dan kesenjangan yang mendalam antara kaya dan miskin.

Kericuhan pun tak terhindarkan. Sedikitnya 21 orang telah tewas akibat bentrokan selama gelombang demonstrasi berlangsung. Peristiwa ini kemudian mengundang kekhawatiran sendiri dari dunia internasional.

AS, misalnya, telah meminta Dewan Keamanan PBB untuk memperkuat pesan yang telah disuarakan demonstran anti-pemerintah. Namun hal ini ditentang oleh Rusia. Moskow menilai, kendati pergolakan telah memakan korban, namun pemerintah Iran adalah pihak yang paling berwenang untuk memulihkan keadaan di sana tanpa diinterferensi asing.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement