Senin 08 Jan 2018 16:03 WIB

Kim Jong-un: Hubungan Korut-Korsel Harus Ditingkatkan

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Pemimpin Korut, Kim Jong-un.
Foto: AP
Pemimpin Korut, Kim Jong-un.

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Pemimpin tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong-un mengatakan satu kondisi harus segera dibentuk untuk menunjang proses normalisasi hubungan dengan Korea Selatan (Korsel). Hal ini ia ungkapkan menjelang perundingan tingkat tinggi kedua negara yang dijadwalkan digelar pada Selasa (9/1).

"Kepala negara (Kim Jong-un) dengan jelas menyatakan negara kita harus tetap berpegang pada kebijakan tersebut, yang akan mengarah pada terobosan penyatuan yang lengkap," kata kantor berita Korut, Korean Central News Agency (KCNA), dalam laporannya pada Ahad (7/1).

"Ini tidak layak mengaduk masa lalu dan mengingat secara spesifik hubungan dengan Seoul. Alih-alih hal ini, hubungan antara Korut dan Korselharus ditingkatkan," kata KCNA mengutip lebih lanjut pernyataan Kim Jong-un.

Menurut KCNA, sudah saatnya mempersatukan upaya rakyat Korea untuk mengakhiri eskalasi ketegangan di Semenanjung Korea. Bukan hanya tentang normalisasi hubungan antar-Korea, tapi juga tentang rekonsiliasi bangsa.

Kementerian Unifikasi Korsel telah mengumumkan. Korut bersedia untuk berpartisipasi dalam perundingan tingkat tinggi yang diusulkannya pada Juli 2016. "Korut memberitahu Seoul bahwa pihaknya telah menerima tawaran terbaru Korsel untuk perundingan pada Selasa (9/1) pekandepan," ungkap Kementerian Unifikasi Korsel dalam sebuah pernyataan pekanlalu.

Kesepakatan perundingan ini tercapai setelah Korsel danAmerika Serikat (AS), pada Kamis (4/1), sepakat untuk menunda latihan milite rgabungan selama Olimpiade Musim Dingin berlangsung. Korut diketahui telah lama mengecam latihan militer gabungan Korsel dan AS karena dianggap memprovokasi peperangan.

Perundingan pada Selasa esok akan menjadi dialog antar-Korea pertama sejakDesember 2015. Korsel berharap dialog ini akan membantu membuka jalan bagi penyelesaian masalah nuklir Korut serta memulai perundingan yang lebih luas dengan menyertakan AS di dalamnya.

Baca juga,  Warga Korsel Lebih Khawatirkan Trump Dibanding Kim Jong-un.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement