Sabtu 13 Jan 2018 13:23 WIB

Pariwisata Santa Barbara Terdampak Banjir Lumpur

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Gita Amanda
Kondisi rumah warga di Santa Barbara pascaterjangan banjir lumpur
Foto: VOA
Kondisi rumah warga di Santa Barbara pascaterjangan banjir lumpur

REPUBLIKA.CO.ID, SANTA BARBARA -- Di siang hari yang indah, Santa Barbara Shellfish Company biasanya ramai dengan wisatawan yang menyantap makan siang dengan memesan cumi goreng dan lobster taco, terutama di puncak liburan akhir pekan. Namun saat ini banjir lumpur yang memutus lalu lintas di jalan raya 101 Freeway di Kalifornia Selatan, telah membuat Santa Barbara terisolasi.

"Kami akan hancur sekarang. Hampir tidak ada orang di sini. Pukulan yang paling besar adalah orang-orang tidak bisa datang ke sini dari LA," kata Manajer Santa Barbara Shellfish Company, Sean Johnson, meratapi sepinya restoran yang berada di tepi Pelabuhan Santa Barbara itu, seperti dilansir Associated Press, Sabtu (13/1).

 

Bencana tersebut mengguncang perekonomian lokal yang tumbuh subur di bidang pariwisata, yang didukung oleh pemandangan pantai yang indah. Sebanyak 18 orang telah dinyatakan tewas saat aliran lumpur tebal dan batu-batu besar terus menggerus wilayah itu.

 

Kerusakan ekonomi akibat bencana ini banyak dirasakan penduduk yang ada di atas dan di dekat pesisir pantai, jauh dari tempat banjir lumpur berasal, yaitu di bukit perumahan selebriti di Montecito. Sementara tim penyelamat saat ini masih terus mencari korban hilang.

 

Di Montecito, sejumlah restoran dan hotel juga terlihat gelap. Sebanyak 65 rumah dilaporkan hancur dan ratusan lainnya rusak, tanpa aliran listrik dan air. San Ysidro Ranch yang bersejarah, tempat Presiden John F Kennedy dan istrinya berbulan madu, juga mengalami kerusakan parah.

 

Santa Barbara adalah magnet wisata yang mampu menarik wisatawan untuk berkunjung ke pantainya yang terkenal dan restorannya yang nyaman. Meski demikian, pemandangan pada Jumat (12/1) ini terlihat berbeda, dengan adanya banyak tempat duduk yang kosong, begitupun dengan tempat parkir.

 

Direktur California Economic Forecast, Mark Schniepp, mengatakan sektor pariwisata di daerah tersebut terguncang oleh tiga hal. Pertama, wisatawan tidak bisa datang; kedua, penduduk terpaksa pindah; dan ketiga, ribuan pekerja tidak dapat mencapai tempat mereka bekerja.

 

Dia mengatakan, sekitar 12 ribu orang berkendara ke Santa Barbara setiap hari, dan sekarang rute yang biasa mereka lewati telah terblokir oleh lumpur. Orang-orang itu tentunya tidak bisa membeli makan siang dan kopi, atau mengisi tangki bensin dalam perjalanan mereka.

 

Sebelumnya, lebih parah lagi, daerah tersebut baru saja mengalami kebakaran dahsyat yang menghanguskan rumah-rumah dan mengirim asap hitam ke masyarakat sekitarnya. Pantai juga ditutup bagi wisatawan yang hendak berenang, setelah petugas kesehatan mengatakan lumpur yang mengandung kotoran telah mengontaminasi.

 

"Stigma yang kita miliki sekarang, banjir, kebakaran, dan lumpur ada di mana-mana. Itu tidak akan membantu wisatawan," ujar Schniepp. Menurutnya perekonomian pada akhirnya akan pulih, dimulai saat jalan raya dibuka kembali, kemungkinan pada Senin (15/1).

 

Namun tidak diketahui kapan warga Montecito akan kembali ke wilayah mereka. Kerusakan yang parah mungkin akan memakan waktu berbulan-bulan atau lebih lama untuk diperbaiki.

 

Kepala Kamar Dagang Santa Barbara, Ken Oplinger, mengatakan kombinasi dari kebakaran dan tanah longsor bisa membuat bisnis kecil menjadi merugi. Menurut dia, ancaman yang datang saat wisatawan menjauh adalah pengusaha tidak memiliki modal untuk melajutkan usahanya.

 

Patrick Casey, pemilik restoran State & Fig di pusat kota Santa Barbara, mengatakan dia khawatir tapi masih yakin usahanya akan bangkit kembali. Selama insiden kebakaran, restoran tersebut telah kehilangan pelanggan. "Seluruh pengalaman ini telah merendahkan hati saya. Kami benar-benar berharap begitu debu mengendap, akan ada kehidupan baru di sini," ujar Casey.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement