Rabu 17 Jan 2018 14:30 WIB

Jepang Minta Penyiaran tak Beri Peringatan Rudal Palsu

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Peluncuran rudal korut.
Foto: EPA
Peluncuran rudal korut.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Pemerintah Jepang meminta lembaga penyiaran publik NHK untuk memastikan agar peringatan palsu terkait peluncuran rudal Korea Utara (Korut) tidak lagi terulang.

NHK mengeluarkan sebuah pengumuman yang salah di situsnya pada Selasa (16/1) malam. Pengumuman itu mengatakan Korut tampaknya telah meluncurkan sebuah rudal dan meminta orang-orang untuk berlindung.

 

Dalam selang waktu lima menit, NHK mengeluarkan pengumuman baru di situsnya yang menyatakan tidak ada peringatan resmi mengenai peluncuran rudal dari pemerintah Jepang, atau J-alert.

 

"Sistem J-alert adalah informasi yang sangat penting dalam menjaga keamanan dan keselamatan masyarakat, jadi kami meminta mereka memastikan hal ini tidak akan terjadi lagi," kata Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga, Rabu (17/1).

 

Tidak ada laporan tentang kepanikan atau gangguan lain setelah kesalahan pengumuman dilakukan NHK. NHK mengatakan peringatan palsu itu dikirim karena adanya kesalahan saat mereka sedang mencoba menyampaikan berita lainnya.

 

Lembaga penyiaran itu menolak memberi tahu berita apa yang hendak disampaikan mereka pada saat itu. Namun beberapa outlet berita domestik menyampaikan berita tentang penerimaan penghargaan sastra Jepang di waktu yang hampir bersamaan dengan kesalahan NHK dalam memberikan peringatan palsu.

 

Baca juga,  Korut Luncurkan Serangkaian Rudal Balistik.

 

Peringatan palsu juga dikirim ke pengguna telepon seluler dari layanan distribusi berita daring NHK. Tidak diketahui berapa orang dari 300 ribu pelanggan yang mendapatkan peringatan palsu itu di layar ponsel mereka.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement