Rabu 17 Jan 2018 14:42 WIB

Pejabat PBB tak Putus Asa Gali Pelanggaran HAM di Myanmar

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
 Dalam foto file bulan September 2017, sejumlah pengungsi perempuan Muslim Rohingya berebut pembagian makanan di kamp pengungsian Balukhali, Bangladesh.
Foto: AP/Dar Yasin
Dalam foto file bulan September 2017, sejumlah pengungsi perempuan Muslim Rohingya berebut pembagian makanan di kamp pengungsian Balukhali, Bangladesh.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Yanghee Lee, seorang utusan PBB yang ditugaskan menyelidiki pelanggaran hak asasi manusia (HAM) terhadap etnis Rohingya akan mengunjungi Bangladesh dan Thailand pada Kamis (18/1).  Kunjungannya ke kedua negara tersebut adalah untuk menemui pengungsi Rohingya guna melanjutkan misinya mengusut pelanggaran HAM militer Myanmar.

"Saya bertekad untuk melanjutkan, sesuai kemampuan saya, tugas yang sangat penting ini demi membantu korban pelanggaran HAM dan pelanggaran di Myanmar, seperti yang diamanatkan kepada saya oleh PBB," kata Lee dalam sebuah pernyataan pada Selasa (16/1), dikutip laman Anadolu Agency.

Pada Desember 2017, Lee sempat ingin berkunjung ke Myanmar untuk memperoleh data serta gambaran tentang pelanggaran HAM yang dilakukan militer di sana terhadap Rohingya. Namun otoritas Myanmar menolak dan tak memberikan akses terhadap dirinya.

Menurutnya, hal tersebut tentu kian menyulitkan tugasnya dalam mengusut pelanggaran HAM yang dilakukan militer Myanmar. "Namun saya akan terus mendapatkan catatan tangan pertama dari korban dan saksi pelanggaran HAM dengan segala cara, termasuk mengunjungi negara-negara tetangga (Myanmar) di mana beberapa telah melarikan diri," ujar Lee.

"Pemerintah (Myanmar) menuduh saya bias, sementara pada saat yang sama menyangkal bahwa pelanggaran HAM telah terjadi di negara itu. Saya akan meminta pihak berwenang (Myanmar) untuk memikirkan kembali posisi mereka," katanya menambahkan.

Baca juga, Sekjen PBB Ada yang Disembunyikan Myanmar.

Lee menegaskan bahwa tugas yang dipikulnya sangat penting. Ia mengaku memiliki tanggung jawab untuk berbicara atas nama korban pelanggaran HAM. Hal ini yang memacunya untuk menjangkau setiap korban dan saksi dari etnis Rohingya yang kini berada di Bangladesh dan Thailand. Sebab dengan cara ini Lee mengaku dapat mengetahui pengalaman mereka serta mendapatkan gambaran utuh tentang apa yang terjadi.

Lee akan berada di Bangladesh pada 18-24 Januari. Disana Lee akan mengunjungi Dhaka dan kamp-kamp pengungsi di dekat Coxs Bazar.Setelah itu, Lee akan bertolak ke Thailand hingga 30 Januari. Seusai melakukan kunjungan dan wawancara di kedua negara tersebut, Lee akan mempresentasikan laporannya terkait Myanmar kepada Dewan HAM PBB. Kegiatan ini akan dilaksanakan pada Maret mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement