Rabu 17 Jan 2018 19:59 WIB

McD Berencana Gunakan Kemasan Ramah Lingkungan Mulai 2025

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Gita Amanda
McDonalds
Foto: Time
McDonalds

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- McDonald menyatakan akan menggunakan kemasan daur ulang di jaringan waralaba mereka mulai 2025. Saat ini, barus 10 persen kemasan makanan cepat saji perusahaan itu yang telah menggunakan material daur ulang.

Keinginan McD itu muncul setelah jaringan toserba Inggris, Iceland, berjanji mengurangi penggunaan kantung plastik secara signifikan sampai akhir 2023. Baik McD maupun Iceland mendapat desakan dari konsumen agar menggunakan kemasan yang lebih ramah lingkugan, demikian dilansir BBC News, Selasa (16/1).
 
Direktur Rantai Pasok dan Keberlanjutan McDonald, Francesca DeBiase, mengatakan, konsumen mereka meminta agar kemasan produk bisa lebih efisien dan bertaggung jawab lingkungan. Dengan 37 ribu jaringan di seluruh dunia, McD memang harus berjuang menangani isu kemasan hingga 2025.
 
Mencurut McD, hal itu karena infrastruktur, regulasi, dan perilaku konsumen di berbagai belahan dunia berbeda-beda. Namun McD ingin menjadi bagian solusi.
 
McD sebenarnya sudah mulai menggunakan kemasan berbasis kertas dan karton seperti kotak burger dan kantung kertas. Kemasan ini juga dipastikan memiliki eco labeling yang bebas dari deforestasi.
 
Di Inggris, kemasan busa (foam) tidak lagi digunakan dan sudah lebih dari 1.000 restoran memisahkan sampah plastik dan non-plastik. LSM Friends of the Earth menyambut baik rencana itu. Menurut mereka, percepatan aksi sebenarnya memungkinkan.
 
Di Inggris, pedagang ritel menghadapi tantangan kemasan. Terlebih terkait isu polusi yang makin kuat.
 
Iceland sendiri ingin mengganti plastik sebagai pembungkus lebih dari 1.000 produk dalam lima tahun ke depan di berbagai gerai mereka. Mereka akan beralih ke kertas untuk menggantikan plastik.
 
Direktur Pelaksana Iceland Nigel Broadhurst, mengatakan, sejumlah produk makanan masih dikemas buruk menggunakan plastik hitam. ''Plastik hitam adalah yang terburuk jika kita bicara polutan tanah,'' kata Broadhurst.
 
Di Inggris, Perdana Menteri Theresa May akan melarang penggunaan segala macam plastik yang sebenarnya bisa diganti bahan lain mulai 2042.
 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement