Kamis 18 Jan 2018 07:27 WIB

Apple akan Buka Kampus Baru di AS

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Apple
Apple

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Apple Inc akan membuka kampus baru di wilayah Amerika Serikat. Pembangunan kampus baru ini merupakan bagian dari rencana investasi Apple sebesar 30 miliar dolar AS selama 5 tahun di Negeri Paman Sam.

Dilansir Reuters, Kamis (18/1), Apple belum menentukan lokasi untuk pembangunan kampus baru tersebut. Perusahaan teknologi tersebut akan mengumumkan lokasi kampus baru pada akhir tahun ini.

Pembangunan kampus baru ini disebut akan menjadi fasilitas tambahan untuk markas Apple di Cupertino, California. Sebelumnya, Apple juga telah membangun pusat data di North Carolina, Oregon, Nevada, Arizona, dan Iowa.

Sejak masa kampanye, Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah meminta Apple agar memindahkan pabrik-pabriknya dari kawasan Asia ke Amerika Serikat. Namun, Apple menyatakan pemindahan pabrik ini tidak mungkin dilakukan karena tidak efisien terhadap ongkos produksi.

Sekitar sepertiga dari pengeluaran Apple digunakan untuk membangun pusat data dalam rangka mengembangkan layanan iCloud, App Store, dan Apple Music. Secara global, perusahaan ini telah berinvestasi sebesar 14,9 miliar dolar AS pada 2017. Pada 2018, Apple menargetkan investasi sebesar 16 miliar dolar AS untuk membangun pusat data dan proyek lainnya. James Cordwell dari Atlantic Equities mengatakan, rencana investasi Apple di wilayah Amerika Serikat dapat mempermudah perusahaan untuk memberikan lebih banyak keuntungan kepada pemegang saham.

"Jika banyak keuntungan yang masuk kepada pemegang saham, maka dapat memicu sensitivitas politik, dan rencana investasi Apple tersebut dapat menjadi bagian dari upaya perusahaan dalam mengelola masalah ini," ujar Cordwell.

Apple berencana meningkatkan dana manufakturnya dengan menyediakan modal dan dukungan kepada para pemasok, seperti Finisar Corp dan Corning Inc senilai 1 miliar dolar AS hingga 5 miliar dolar AS. Selain itu, pada 2018 Apple juga berencana mengeluarkan 55 miliar dolar AS untuk para pemasoknya di wilayah Amerika Serikat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement