Ahad 28 Jan 2018 07:29 WIB

Jokowi Desak Bangladesh Jalankan Kesepakatan Soal Rohingya

Jokowi ingin melihat langsung kondisi Rohingya di Bangladesh.

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nur Aini
Presiden Bangladesh Abdul Hamid (kiri) saat berbincang dengan Presiden Indonesia Joko Widodo, di Istana Kepresidenan Dhaka, Bangladesh, Sabtu (27/1).
Foto: AP
Presiden Bangladesh Abdul Hamid (kiri) saat berbincang dengan Presiden Indonesia Joko Widodo, di Istana Kepresidenan Dhaka, Bangladesh, Sabtu (27/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo meminta Pemerintah Bangladesh segera mengimplementasikan repatriasi masyarakat Rohingya yang saat ini berada di Cox's Bazar, Bangaladesh bagian Selatan.

Dia mengatakan, komitmen dan perhatian tinggi akan terus diberikan pemerintah dan rakyat Indonesia dalam rangka membantu mengatasi krisis kemanusiaan tersebut.

"Saya juga menyambut baik kesepakatan repatriasi pemerintah Bangladesh dengan pemerintah Myanmar. Saya harap implementasi kesepakatan dapat dilakukan secara sukarela, terhormat, dan aman," kata Jokowi disela-sela pertemuan bilateral dengan Presiden Bangladesh Abdul Hamid, pada Sabtu (27/1), di Credential Hall, Bangabhan Presidential Palace.

Melalui siaran pers Istana Negara, Ahad (28/1), Jokowi pun menyampaikan keinginannya kepada Presiden Bangladesh untuk datang dan melihat langsung kondisi masyarakat Rohingnya yang berada di Cox's Bazar. Dalam pertemuan ini juga, Jokowi menyatakan kesiapan Indonesia untuk mendukung Bangladesh dalam mencapai target keluar dari kelompok Least Developed Countries (LDCs) pada 2024 mendatang. Dukungan ini termasuk melalui peningkatan kerja sama ekonomi dan perdagangan yang saling menguntungkan.

Indonesia juga menyatakan kesiapannya untuk membuka akses pasar guna meningkatkan kerja sama perdagangan dengan Bangladesh, melalui pembentukan Preferential Trade Agreement.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, Presiden Bangladesh Abdul Hamid menyampaikan kembali bahwa Indonesia itu dekat dengan Bangladesh. "Karena Indonesia negara pertama yang mengakui kemerdekaan Bangladesh dan jasa ini tidak akan pernah dilupakan oleh rakyat Bangladesh," ucap Retno menyampaikan pesan Presiden Bangladesh.

Ke depan, kedua pemimpin sepakat bahwa kerja sama ekonomi akan menjadi prioritas bagi hubungan kedua negara.  Setelah pertemuan bilateral, Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo menyaksikan pertemuan budaya dan jamuan santap malam bersama Presiden Abdul Hamid dan Ibu Negara Bangladesh Rasyidah Khanam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement