Sabtu 10 Feb 2018 00:47 WIB

IDB: Dua per Tiga Manusia Tinggal di Kota

Dalam waktu 30 tahun populasi manusia di bumi akan tinggal di kota karena urbanisasi.

Arus urbanisasi ke Surabaya tak terbendung (ilustrasi).
Foto: Antara/Untung Setiawan
Arus urbanisasi ke Surabaya tak terbendung (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,  KUALA LUMPUR -- Direktur Islamic Development Bank Kantor Regional Kuala Lumpur, Kunrat Wirasubrata mengatakan dalam waktu 30 tahun populasi manusia di bumi akan tinggal di kota karena urbanisasi. Kunrat mengemukakan hal itu saat memberikan pemaparan pada forum World Urban Forum (Forum Perkotaan Dunia) ke 9 di Kuala Lumpur Convention Center, Jumat (9/2).

"Kota adalah rumah bagi lebih dari separuh umat manusia, dan dalam waktu 30 tahun, dua pertiga populasi manusia di Planet Bumi akan tinggal di kota-kota karena urbanisasi telah meningkat pada tingkat yang sangat tinggi," katanya.

Sayangnya, ujar Ketua KAHMI Malaysia ini, tidak semua kota siap menerima arus masuk yang signifikan dari orang-orang baru untuk menjadi warganya, dan proporsi yang sangat besar dari warga baru hampir tidak dilengkapi dengan apa yang diperlukan untuk menjadi warga negara yang produktif dan bermartabat.

"Hal ini menyebabkan kemerosotan lingkungan perkotaan, meningkatnya jumlah permukiman kumuh, banjir perkotaan, meningkatnya pengangguran dan kesenjangan pendapatan, kemiskinan, tingkat kejahatan yang tinggi dan banyak tantangan lain yang harus dihadapi penghuni," katanya.

Sebenarnya, ujar dia, salah satu justifikasi terkuat untuk keterlibatan IDB yang intensif dalam pembangunan perkotaan adalah karena negara anggota IDB termasuk di antara mereka yang memiliki tingkat urbanisasi tercepat.

"Dalam mengelola keterlibatan kami di sektor perkotaan, kami selalu berusaha menjadi sasaran, selektif, dan berdampak. Misalnya, di Indonesia kami bekerja sama dengan pemerintah dan mitra pembangunan lainnya, untuk menjadikan kawasan perkotaan ramah lingkungan, layak huni, dan sehat melalui pembiayaan program pemberdayaan masyarakat nasional versi perkotaan," katanya.

Fokus dari intervensi ini, ujar dia, adalah pada perbaikan permukiman kumuh dan perbaikan sanitasi. "Tindakan ini telah berhasil diimplementasikan dengan sukses, terutama untuk pendekatan Pengembangan Berbasis Masyarakat di Indonesia," katanya.

Pada 2016, IDB telah mendukung proyek untuk menyediakan lebih dari enam juta orang akses ke layanan perkotaan. "Ini termasuk menghubungkan 1,2 juta rumah tangga ke air minum, menghubungkan 1,6 juta rumah tangga ke layanan pembuangan limbah, penyediaan perumahan yang terjangkau bagi 45.000 orang, dan pembangunan 3.200 kilometer pipa transmisi air," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement