Ahad 11 Feb 2018 13:14 WIB

Putin Desak Netanyahu Hindari Peningkatan Konflik Suriah

Putin meminta Israel menghindari langkah yang akan membuka konflik baru di kawasan.

Rep: Rizkyan Adhiyudha/ Red: Dwi Murdaningsih
Vladimir Putin (kanan) dan Benyamin Netanyahu (kiri)
Foto: AP
Vladimir Putin (kanan) dan Benyamin Netanyahu (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk tidak memperburuk konflik di Suriah. Dia meminta Israel untuk menghindari langkah yang akan membuka konflik baru di kawasan.

Peringatan tersebut diberikan Putin kepada Netanyahu melalui sambungan telepon. Dalam pembicaraan itu Putin menjelaskan kondisi dan situasi di Suriah saat ini.
 
"Mereka mendiskuisikan situasi di kawasan atas serangan angkatan udara Israel ke Suriah yang mengganggu target kami di Suriah," kata salah seorang pejabat Kremlin, Ahad (11/2).
 
Serangan itu dilakukan sebagai balasan setelah jet tempur F-16 milik militer Israel jatuh di wilayah utara yang diduga ditembak oleh pasukan Suriah didukung Iran. Negara zionis itu kemudian melancarkan serangan udara pada Sabtu (10/2) untuk menargetkan pertahanan udara Suriah dan Iran.
 
 
Militer Israel mengatakan, ada 12 sasaran dalam serangan mereka, termasuk tiga baterai pertahanan udara dan empat lokasi yang merupakan bagian dari pembentukan militer Iran di Suriah. Observatorium Suriah untuk Manusia mengatakan, Israel telah menargetkan daerah-daerah pedesaan di sebelah barat daya Damaskus, dekat perbatasan Suriah-Lebanon. Serangan juga terjadi di desa timur Provinsi Homs selama beberapa jam sejak subuh.
 
Serangan Israel ini menandai konfrontasi paling serius di Suriah antara Israel dan Iran, serta pasukan Suriah yang didukung Iran, yang berjuang untuk mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam perang saudara.
 
Sementara, jet tempur F-16 mereka yang jatuh tengah melaksanakan sebuah misi untuk menyerang instalasi pesawat tak berawak Iran di Suriah. Pesawat tak berawak itu berhasil ditembak jatuh saat memasuki wilayah Israel.
 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement