Rabu 14 Feb 2018 13:20 WIB

Bank Terbesar Kedua India Terjerat Kasus Penggelapan Dana

Dana yang digelapkan senilai 1,8 miliar dolar Amerika Serikat.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Gita Amanda
Uang (ilustrasi).
Foto: pixabay
Uang (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, INDIA -- Bank terbesar kedua di India mengatakan telah mendeteksi penggelapan uang sebesar 1,8 miliar dolar Amerika Serikat AS di salah satu cabang di pusat keuangan negara tersebut. Dampaknya dapat meluas ke kreditur lain juga.

Punjab National Bank (PNB) telah mendeteksi beberapa transaksi yang tidak benar dan tidak sah di salah satu cabangnya di Mumbai. Transaksi untuk kepentingan beberapa pemegang rekening terpilih dengan persetujuan mereka yang jelas.

"Berdasarkan transaksi tersebut, bank lain nampaknya memiliki uang muka untuk para pelanggan ini di luar negeri," ujar pernyataan PNB seperti dilansir Bloomberg, Rabu (14/2).

Badan investigasi telah diberitahu, kata PNB. Bank tersebut tidak menjelaskan dampak penipuan terhadap keuangannya dan tidak menyebutkan kreditur lain yang dapat terkena dampaknya. Saham PNB turun paling banyak dalam seminggu pada berita tersebut.

"Sejauh ini tidak ada kejelasan dampak pada bottom line bank ini," kata Asutosh Kumar Mishra, seorang analis perbankan Mumbai Reliance Securities Ltd yang berbasis di Mumbai.

"Tidak ada kejelasan apakah transaksi ini terbalik, apakah bank tersebut memegang agunan yang bisa mengembalikan sebagian dari transaksi ini atau apakah otoritas penegakan hukum dapat memulihkan jumlah ini," ujar Kumar.

Transaksi penipuan ini setara dengan delapan kali pendapatan bersih 2017 bank sekitar 13,2 miliar rupee (206 juta dolar AS). Saham PNB diperdagangkan 4,1 persen lebih rendah pada 155 rupee pada pukul 09.49 pagi di Mumbai, penurunan dalam sehari yang paling curam sejak 6 Februari.

Masih belum jelas apakah kecurangan itu terkait dengan kasus lain yang dilaporkan PNB awal bulan ini, di mana seorang pembuat perhiasan diduga memperoleh surat penipuan palsu senilai 2,8 miliar rupee dari PNB untuk mendapatkan pinjaman. Pada saat itu PNB telah mengatakan bahwa mereka menggali catatan untuk melihat apakah kerugiannya jauh lebih dalam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement