Jumat 23 Feb 2018 18:32 WIB

Lima Pengungsi Tewas di Rwanda

Sekitar 3.000 pengungsi telah berkemah di luar kantor PBB.

Rep: Marniati/ Red: Teguh Firmansyah
Police Line (ilustrasi)
Foto: www.nbcmiami.com
Police Line (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KIGALI -- Sedikitnya lima pengungsi tewas dan 20 lainnya luka-luka di sebuah kamp di Rwanda setelah demonstrasi mengenai pemotongan jatah pangan berubah menjadi kekerasan. Tujuh polisi juga ikut terluka dalam insiden ini.

Juru bicara polisi Theos Badege mengatakan, kepada radio pemerintah sekitar 3.000 pengungsi telah berkemah di luar kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa di kamp tersebut sejak Selasa. Pada Kamis (22/2) polisi mencoba untuk membubarkan mereka menggunakan gas air mata. "Kami menggunakan kekuatan setelah memberi peringatan sebelumnya," katanya.

Ia mengatakan pengungsi mulai melemparkan batu dan pecahan logam. Akibatnya tindakan kekerasan tidak bisa dihindarkan. Sebanyak 15 pengungsi ditangkap akibat insiden ini.

 

Para pengungsi dari negara tetangga, Republik Demokratik Kongo telah meninggalkan kamp mereka di Kiziba dan berjalan 15 km ke Karongi, di Rwanda barat, untuk memprotes pemotongan 25 persen yang diberlakukan bulan lalu terhadap jatah yang diberikan oleh badan pengungsi PBB (UNHCR). Ini merupakan rumah bagi 17 ribu orang Kongo.

Rwanda menampung sekitar 174 ribu pengungsi, termasuk 57 ribu orang dari negara tetangga Burundi yang melarikan diri dari kekerasan pada 2015. Sebagian besar sisanya melarikan diri dari Republik Demokratik Kongo selama pertarungan ketidakstabilan di sana yang terjadi 20 tahun terakhir. Pada Januari, UNHCR mengatakan, pihaknya memotong jatah bantuan karena kekurangan dana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement