Sabtu 24 Feb 2018 18:52 WIB

Korban Tewas Ledakan Bom Mobil Somalia Bertambah Signifikan

Bom meledak di dekat istana presiden Somalia.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Warga berlari di lokasi ledakan bom di depan Safari Hotel, Mogadishu, Somalia, (14/10) waktu setempat
Foto: Said Yusuf Warsame/EPA
Warga berlari di lokasi ledakan bom di depan Safari Hotel, Mogadishu, Somalia, (14/10) waktu setempat

REPUBLIKA.CO.ID, MOGADISHU -- Jumlah korban tewas akibat ledakan bom mobil di ibu kota Somalia, Mogadishu, pada Jumat (23/2), bertambah menjadi 45 orang. Sebelumnya insiden ini dilaporkan menyebabkan 18 orang tewas.

"Jumlah korban tewas akibat ledakan semalam telah meningkat menjadi 45 orang dan 36 lainnya luka-luka," kata seorang pejabat pemerintah Somalia pada Sabtu (24/2).

Pada Jumat malam, milisi Al-Shabaab, sebuah jaringan yang terafiliasi dengan Al Qaeda, melancarkan serangan bom di dekat istana presiden Somalia dan sebuah hotel di dekatnya. Jumlah korban akibat kejadian ini awalnya simpang siur.

Seorang polisi, yakni Mayor Mohammed Abdullahi meyakini jumlah korban tewas mencapai 36 orang. "Sedikitnya 15 orang, termasuk seorang perwira militer dan seorang pejabat setempat meninggal di luar istana. Dan lebih dari itu yang terluka. Mereka kebanyakan penjaga istana dan penjaga pejabat yang berada di tempat kejadian," katanya.

Sedangkan di hotel, kata Abdullahi, 21 orang ditemukan tewas. "Jadi total yang saya ketahui adalah 36 orang tewas dan lebih banyak lagi yang terluka," ujarnya.

Jumlah ini hampir persis seperti klaim Al-Shabaab setelah melakukan serangan. Mereka menyebut telah membunuh 35 tentara. Lima dari anggotanya turut tewas dalam serangan bom tersebut.

Al-Shabaab memiliki ambisi untuk menggulingkan pemerintahan Somalia. Selama satu dekade pemberontakan, kelompok ini telah membunuh ratusan warga sipil di seluruh Afrika Timur dan ribuan warga Somalia.

Pada Oktober tahun lalu, lebih dari 500 orang tewas akibat serangan bom di Mogadishu. Serangan ini merupakan yang paling mematikan sejak Al-Shabaab memulai pemberontakan di Somalia pada 2007.

Baca juga: AS Perketat Patroli di Perairan Asia-Pasifik

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement