Ahad 25 Feb 2018 14:27 WIB

Kedatangan Delegasi Korut di Olimpiade Disambut Unjuk Rasa

Kedatangan delegasi tersebut disambut oleh unjuk rasa yang dilakukan keluarga korban.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Winda Destiana Putri
Delegasi Korea Utara saat Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang, Korea Selatan.
Foto: Reuters
Delegasi Korea Utara saat Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang, Korea Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Delegasi Korea Utara (Korut) yang dipimpin Jenderal Kim Yong-chol telah tiba di Korea Selatan (Korsel) untuk menghadiri upacara penutupan Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang. Sosok Jenderal Kim cukup kontroversial karena ia dianggap bertanggung jawab atas serangan terhadap kapal perang Cheonan milik Korsel pada 2010, yang menyebabkan 46 awak kapal hilang.

Kedatangan delegasi tersebut disambut oleh unjuk rasa yang dilakukan oleh keluarga korban dan anggota parlemen Korsel. Mereka mencoba menghalangi rombongan Jenderal Kim untuk tiba di Korsel.

Meskipun ada unjuk rasa, pemerintah Korsel tetap menyambut kunjungannya. Presiden Korsel Moon Jae-in juga diperkirakan akan bertemu dengan delegasi Korut tersebut.

Dilansir di BBC, Jenderal yang pernah menjabat sebagai mantan kepala intelijen militer Korut ini juga dikaitkan dengan serangan siber terhadap Sony Pictures pada 2014. Serangan ini bertujuan untuk mengagalkan pemutaran film komedi The Interview, yang menceritakan tentang rezim Korut.

Ia terkenal sebagai juru runding militer Pyongyang selama perundingan antar-Korea selama 2006 hingga 2008. Dia kemudian menjabat sebagai direktur General Reconnaissance Bureau, yang bertugas melakukan perang siber dan mengumpulkan bintelijen asing, dari 2009 sampai 2016.

Washington telah memberlakukan sanksi terhadap Jenderal Kim pada 2010 dan 2015 dan Seoul melakukan hal yang sama di 2016. Namun, Menteri Unifikasi Korsel Cho Myoung-gyon telah mengklarifikasi bahwa tidak ada batasan dalam perjalanannya untuk menghadiri Olimpiade.

Diplomasi antara Korut dan Korsel saat ini telah semakin membaik. Di Olimpiade Musim Dingin, Korut dan Korsel bergerak di bawah satu bendera pada upacara pembukaan dan kemudian menerjunkan satu tim hoki es wanita.

Namun, para ahli memperingatkan perbaikan hubungan kedua negara ini tidak akan mengakhiri ketegangan regional yang mendasarinya, terutama setelah adanya uji coba rudal dan nuklir tahun lalu yang dilakukan oleh Korut.

Semenanjung Korea telah terpecah belah sejak perang pada 1950-1953. Korsel dan Korut diketahui masih dalam keadaan perang karena tidak pernah menandatangani sebuah perjanjian damai.

Dalam upacara penutupan Olimpiade Pyeongchang ini, AS telah mengutus putri Presiden AS Donald Trump, Ivanka Trump, untuk memimpin delegasi. Pejabat Korsel mengatakan tidak ada rencana bagi keduanya untuk bertemu di dalam stadion utama saat mereka menonton upacara penutupan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement