Rabu 05 Sep 2012 18:05 WIB

Makam Yasser Arafat akan Dibongkar

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Karta Raharja Ucu
Yasser Arafat
Foto: theage.com.au
Yasser Arafat

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Tim penyelidik dari Pengadilan Prancis akan menggali makam mantan Presiden Palestina, Yasser Arafat, di Tepi Barat, Palestina. Penggalian makam Yasser menyusul langkah hukum yang diambil ahli waris tokoh kharismatik tersebut mengenai penyebab kematiannya.

Istri Yasser, Suha Arafat, mengatakan tiga hakim Perancis akan menuju Ramallah untuk mengambil sampel dari jenazah Arafat. "Saya dengan hormat meminta Otoritas Palestina dan Liga Arab menunda semua keputusan selama sistem hukum Prancis menyelidiki kasus ini," kata Suha kepada kantor berita Reuters, Selasa (4/9).

Suha merasa senang dengan dimulainya investigasi tersebut. Ia akan sekuat tenaga membantu para hakim agar dapat masuk ke Tepi Barat. Tim investigasi, kata Suha, juga telah meminta kepada Otoritas Palestina dan menunggu persetujuan Israel memulai penyelidikan langsung tersebut. Presiden Palestina, Mahmoud Abbas juga sudah merestui penggalian Bukit Kapur Muqata, makam Ketua Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) itu, di Ramallah, Tepi Barat.

"Penyelidikan (internasional) ini harus didahulukan, dan harus bersikap merdeka demi independensi," harap Suha.

Akhir Agustus lalu, Suha bersama putrinya Zawra Arafat mendaftarkan gugatan ke Pengadilan Perancis, dan meminta kejaksaan untuk menyelidiki kematian presiden pertama bagi Palestina itu. Keputusan keluarga Arafat juga mendapatkan dukungan internasional dan disetujui pengadilan, menyusul hipotesa Lembaga Patologi ternama asal Swiss, Institute de Radiophysique, yang menyimpulkan peraih nobel perdamaian tersebut tewas di racun.

Hasil riset yang dikepalai Clayton Swisher membuktikan dengan ditemukannya kandungan Polonium-210, yakni salah satu elemen mematikan dalam zat radioaktif. Kandungan radio aktif tersebut ditemukan pada barang-barang pribadi milik Arafat. Kadar radio aktif yang ditemukan sangat tinggi, saat dia dirawat di Rumah Sakit Militer Percy, Clamart, Perancis pada 2004 silam.

Clayton menyiarkan hasil temuan timnya itu melalui stasiun berita Aljazeera secara bersambung, saat Juli lalu. Clayton mengatakan akan lebih meyakinkan apabila, ahli waris mengizinkan menggali makam Arafat guna menguatkan hipotesanya tersebut. Clayton juga menyarankan secara langsung kepada janda Arafat menggugat kebenaran kematian suaminya tersebut, dan berjanji akan bekerjasama dengan tim ahli manapun yang akan menyelidiki hasil temuannya itu.

Tapi ilmuwan Israel dari Interdisciplinary Center, Herzliya’s Institute for Counterterrorism, Ely Karmon meragukan hasil temuan tersebut. Kepada the Jerussalem Post, pakar nuklir tersebut mengatakan jika kandungan polonium tersebut ditemukan dalam tingkat yang masih tinggi pada barang-barang Arafat, menunjukkan racun tersebut sengaja digunakan setelah kematiannya.

Sebab menurut dia, kadar polonium tidak mungkin ditemukan setelah kematiannya delapan tahun silam. "Jika itu (polonium) digunakan untuk meracun maka seharusnya itu sudah hilang. Seseorang telah menanam polonium," analisisnya.

sumber : Reuters/AFP/Aljazeera
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement