Jumat 31 Oct 2014 15:24 WIB

MER-C: Penutupan Masjid Al-Aqsa Panaskan Konflik Palestina-Israel

Rep: c03/ Red: Agung Sasongko
Masjid Al Aqsha
Foto: alaqsa-mosque.blogspot.com
Masjid Al Aqsha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penutupan Masjid Al Aqsa oleh Otoritas Israel membuat Jamaah Muslim disana tidak bisa melaksanakan Ibadah. Situasi ini membahayakan stabilitas keamanan.

Pengamat dan Aktivis Medical Emergency Rescue-Committee (MER-C), Henry Hidayatullah, mengatakan  penutupan Masjid Al Aqsa akan memanaskan konflik antara Palestina dan Israel. "Eskalasinya akan naik, dengan kejadian ini kemungkinan perang bisa saja terjadi," tuturnya saat dihubungi ROL di Jakarta, Jum'at siang, (31/10).

Hery melihat konflik Palestina dan Israel selalu terjadi di setiap penghujung tahun. Seperti pada 2012 konflik kembali pecah pada bulan Oktober sampai November. "Mudah-mudahan tidak, tapi dengan kejadian Al Aqsa, ini bisa saja terjadi adanya penyerangan dari salah satunya untuk pembelaan memperebutkan Al Aqsa" tuturnya.

Lebih lanjut Henry menilai rakyat Palestina memang sudah semestinya mendapatkan kembali haknya yakni tanah negeri Palestina. "Inikan konteksnya apa yang dilakukan Israel penjajahan, bila masih berlanjut kemungkinan untuk mendapat kemerdekaan dan perdamaian akan benar-benar sulit terwujud," katanya.

Dilain sisi, Pemerintah Indonesia  sebagai negara yang menjunjung tinggi asas perdamaian diharap diharap mampu mengambil langkah-langka tegas dalam penyelesaian konflik Palestina-Israel.

"Rakyat dan Pemerintahan Palestina turut andil dalam pengakuan kedaulatan kemerdekaan Indonesia, dan ingat konstitusi kemerdekaan ialah hak segala bangsa," tuturnya.

 

Sementara itu Henry mengatakan,  MER-C sampai saat ini masih fokus dalam membangun Rumah Sakit Indonesia untuk para warga di Palestina. Meski beberapa waktu lalu menemui hambatan untuk mendapatkan bahan dasar bangunan.  "Alhamdulillah, sudah didapat walau harganya lebih mahal. "terangnya.

Sementara akses masuk jalur Gaza sendiri dikatakan Henry masih terbilang sulit, setidaknya hingga beberapa bulan kedepan. "Mungkin sampai tiga bulan kedepan masih sulit masuk ke Gaza ya,"tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement