Jumat 21 Nov 2014 16:34 WIB

Dikecam, Israel Izinkan Warga Palestina Shalat Jumat di Al-Aqsa

Rep: C84/ Red: Winda Destiana Putri
Tentara Israel menyerbu masuk areal Masjid Al Aqsa
Foto: The Daily Star
Tentara Israel menyerbu masuk areal Masjid Al Aqsa

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Polisi Israel meyatakan pihaknya tidak melakukan pelarangan bagi jamaah Palestina yang hendak melakukan ibadah Shalat Jumat di Masjid Al-Aqsa pada Jumat (21/11).

Hal ini merupakan kali kedua Polisi Israel memperbolehkan jamaah Palestina melakukan Shalat Jumat di Masjid Al-Aqsa dalam beberapa bulan terakhir.

Seorang juru bicara kepolisian Israel, Luba Samri, mengatakan bahwa semua jamaah Palestina dipersilahkan melakukan Ibadah Shalat Jumat tanpa terkecuali.

"Sejauh ini, pembatasan masuknya jamaah tidak akan dikenakan", ujarnya dalam sebuah pernyataannya pada Kamis (20/11) malam, seperti dilansir Al Arabiya Jumat, (21/11).

Meski begitu, Dia mengatakan akan terus memantau situasi terutama pada Jumat malam mengingat keesokan harinya umat Yahudi akan melakukan ibadahnya.

Namun, sebuah pengadilan Israel di Kota Al-Quds, melarang tiga warga Palestina untuk memasuki kompleks Masjid Al-Aqsa dan melakukan Shalat Jumat. Mufid Al-Hajj, Pengacara Masyarakat Tahanan Palestina, mengatakan bahwa pengadilan Israel melarang Taha Shawahneh memasuki kompleks Masjid Al-Aqsha selama 90 hari dan harus membayar denda sebesar 1.500 syikal (sekitar 390 Dolar AS).

Selain Taha, Israel juga melarang Azhar Othman memasuki Al-Aqsaa selama 60 hari. Sebelumnya, Israel melakukan pembatasan usia bagi umat Muslim di kompleks Masjid Al-Aqsa yang kemudian memicu kemarahan warga Palestina. Ketegangan sempat mereda setelah Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengumumkan kesepakatan tentang langkah-langkah yang dimaksudkan untuk mengurangi ketegangan seperti mencabut larangan beribadah bagi umat Muslim di Masjid Al-Aqsa.

Selama berbulan-bulan, hanya jamaah berusia diatas 50 tahun yang diperbolehkan memasuki Masjdi Al-Aqsa. Israel menilai, masuknya jamaah yang berusia dibawah 50 tahun hanya akan membuat masalah bagi mereka. Pelarangan sepihak yang dilakukan Israel menuai kecaman dari dunia Internasional yang menilai Israel tidak benar-benar berniat melakukan perdamaian.

Warga Palestina juga tersulut emosinya mendengar kabar bahwa kelompok garis keras Yahudi tengah berencana untuk merobohkan Al-Aqsa dan berusaha membangun kembali kuil. Kerry sendiri dalam pembicaraan terpisah dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Perdana Menteri Palestina Mahmoud Abbas di Amman, Yordania, meminta kedua belah pihak meredakan ketegangan yang ada agar tidak memakan korban lebih banyak lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement