Jumat 21 Nov 2014 17:47 WIB

Ribuan Warga Gaza Terlantar Atas Penutupan Rafah

Rep: C84/ Red: Winda Destiana Putri
Tentara Israel berjaga di perbatasan Jalur Gaza.
Foto: AP Photo
Tentara Israel berjaga di perbatasan Jalur Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, RAFAH -- Keputusan Mesir yang masih menutup perbatasannya dengan Jalur Gaza telah mengakibatkan terlantarnya ribuan warga Palestina.

Seorang pejabat di Gaza mengatakan bahwa sekitar enam ribu orang di Gaza, tengah menderita akibat kebijakan Pemerintah Mesir tersebut.

Mesir menutup Rafah sebagai satu-satunya titik persimpangan antara Mesir dan wilayah Palestina pada Oktober lalu menyusul tewasnya 33 tentara Mesir.

Insiden tersebut membuat Pemerintah Mesir mengumumkan keadaan darurat di daerah tersebut. Tidak hanya itu, Mesir pun membuat Zona Penyangga sepanjang satu kilometer dengan Gaza yang ditengarai kerap digunakan untuk menyelundupkan senjata kepada para pemberontak di Mesir.

Salah satu konsekuensi yang tidak diinginkan dari kebijakan Mesir ini ialah terjebaknya sekitar enam ribu warga Palestina yang hendak kembali ke Gaza.

Selain itu, Ashraf al-Qidra, juru bicara Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan penutupan Rafah membuat sekitar seribu orang Palestina yang menderita masalah medis termasuk gagal ginjal, kanker dan penyakit yang berhubungan dengan darah, kesulitan mendapat pengobatan medis lebih lanjut di Mesir.

"Jika penutupan terus berlangsung, kondisi kesehatan mereka akan memburuk dan kita mungkin mulai menyaksikan beberapa kematian terjadi," ujar Qidra, seperti dilansir Reuters, Jumat (21/11).

Ia menambahkan bahwa bisa saja warga Palestina berobat ke Israel, namun ia menambahkan banyak dari mereka yang takut untuk berobat ke Israel karena kerap diinterogasi atau diminta menjadi informan bagi pemerintah tentang peristiwa di Gaza.

Mesir sendiri menyatakan keinginannya untuk mendapatkan kendali penuh di Sinai, di mana kelompok Ansar Bayt al-Maqdis yang berafiliasi dengan ISIS terus melancarkan serangannya kepada militer Mesir. Mesir menuding Hamas kerap memanfaatkan terowongan untuk menyelundupkan senjata bagi kelompok pemberontak meski hal ini kemudian dibantah Hamas.

Sementara itu, Eyad al-Bozom, juru bicara Kementerian Dalam Negeri di Gaza mengatakan konflik internal di Mesir merupakan urusan dalam negeri Mesir yang tidak ada hubungannya dengan Gaza. Dia menyatakan sangat tidak logis jika warga Gaza harus menjadi korban atas konflik dan permasalahan yang terjadi di Mesir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement