Sabtu 22 Nov 2014 07:15 WIB

Ratusan Tokoh Internasional Hadiri Konferensi Solidaritas Palestina

Rep: c84/ Red: Bilal Ramadhan
Massa yang tergabung dalam Komite Rakyat untuk Palestina (KNRP) melakukan aksi solidaritas di depan kedubes AS,Jakarta, Ahad (16/11).   (Republika/ Tahta Aidilla)
Massa yang tergabung dalam Komite Rakyat untuk Palestina (KNRP) melakukan aksi solidaritas di depan kedubes AS,Jakarta, Ahad (16/11). (Republika/ Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Peluncuran Konferensi Solidaritas Internasional terhadap Rakyat Palestina yang berlangsung pada Jumat (21/11) di Ramallah berhasil mengumpulkan lebih dari seratus tokoh Internasional, tokoh-tokoh penting di kalangan Arab yang datang untuk menunjukan dukungannya bagi perjuangan Palestina untuk kebebasan dan mengakhiri Pendudukan Israel.

Kantor berita Palestina, WAFA, mengabarkan bahwa Kepala Komite Solidaritas Internasionaluntuk Rakyat Palestina, Mazen Ghnaim, mengucapkan terimakasih kepada delegasi yang telah datang meski harus berhadapan dengan sejumlah aturan ketat yang diberlakukan Israel.

Ghnaim menyampaikan permintaan maafnya untuk semua delegasi yang hadir karena kesulitan yang mereka hadapi sewaktu menuju ke Ramallah, baik itu saat tiba di bandara Israel, jembatan penyeberangan Allenby yang berbatasan langsung dengan Yordania, atau di pos pemeriksaan Israel yang tersebar di seluruh Tepi Barat.

Dia berharap perjalanan ini bisa memberikan pengalaman bagi para delegasi yang hadir atas penderitaan yang dialami warga Palestina setiap harinya. Ia juga menyampaikan permintaah maafnya bagi sejumlah delegasi yang tidak dapat hadir akibat  terjebak di bandara Israel dan jembatan penyeberangan Allenby.

Majelis Umum PBB pada 26 November 2013 menyatakan 2014 sebagai Tahun Internasional Solidaritas untuk Rakyat Palestina. Beberapa tokoh kunci dari otoritas Palestina dan internasional berbicara di konferensi menekankan pentingnya acara ini dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina.

Albrecht Schroter Wali Kota Jena, Jerman, menegaskan bahwa tidak ada kesejahteraan bagi negara Israel tanpa kesejahteraan negara Palestina. "Kami berada disini di tanah suci, sedangkan situasinya sangat tidak suci. Untuk itu, Kami mendorong perjuangan rakyat Palestina demi keadilan dan perdamaian," ujarnya Schroter.

Dia menyatakan terdapat sejumlah tantangan yang dihadapi Pemerintah Palestina dibawah pendudukan Israel seperti penyitaan tanah, perluasan pemukiman, dan tidak memiliki kontrol atas sumber daya, termasuk air dan listrik," lanjutnya.

Schroter berharap Palestina dapat belajar dari tembok Berlin yang pernah memisahkan Jerman Barat dan Timur. Menurutnya, kesulitan yang dihadapi rakyat Palestina selalu ada solusi dan jalan keluarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement