Kamis 27 Nov 2014 13:26 WIB

Protes Unik 'Warga Kelas Dua' Israel Lewat Facebook

Rep: C84/ Red: Citra Listya Rini
Warga Israel saat melihat ke Jalur Gaza
Foto: reuters
Warga Israel saat melihat ke Jalur Gaza

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM  --  Ratusan warga Israel keturunan Arab memasang foto profil akun Facebook mereka dengan tulisan 'warga kelas dua' dalam bahasa Ibrani.

Hal ini dilakukan untuk menunjukan protes mereka terhadap RUU Israel yang mengatakan bahwa status Israel sebagai negara Yahudi. Pada Rabu (26/11), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberikan dukungan bagi pemerintahnya untuk RUU tersebut meskipun dikritik oleh Presiden Israel Reuven Rivlin.

Kebijakan RUU Israel dinilai sebagai tindakan diskriminasi terhadap warga Israel non Yahudi.Sana Jamalia, seorang desainer grafis di Haifa, adalah orang dibalik kampanye protes di Facebook tersebut.

"Kami bercanda bahwa sekarang dengan undang-undang baru, kami secara resmi adalah warga negara kelas dua dan kami pikir harus melakukan sesuatu," katanya kepada surat kabar Israel Haaretz, Kamis (27/11).

Setelah dirinya memasang foto profil dengan tulisan 'warga kelas dua' dengan stempel resmi yang tampak dalam bahasa Ibrani, ratusan orang lain pun mengikutinya.

"Ini adalah hari yang benar-benar gila. Aku mengirim gambar untuk lebih dari 200 orang dan inbox saya penuh. Ini di luar kendali," tambahnya.

Jamalia mengatakan melakukan hal ini karena kecewa dengan Pemerintah Israel yang menganggap warga Israel non Yahudi adalah warga kelas dua. Padahal, di Israel sendiri tercatat ada sekitar 1,7 juta orang menganut agama Islam dan Nasrani yang tidak mendapatkan hak-hak selayaknya orang Yahudi. 

Disinggung penggunaan tulisan dan cap dengan memakai bahasa Ibrani Jamalia menyindir Pemerintah Israel bahwa hanya bahasa Ibrani lah yang diakui, sedangkan bahasa Arab bukanlah bahasa resmi Israel.

"Banyak yang bertanya mengapa cap inidalam bahasa Ibrani dan banya yang marah tentang itu. Tapi itu hanya karena Israel secara resmi sebagai negara Yahudi. Jadi Arab bukanlah bahasa resmi, itu hanya bahasa lain," sindirnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement