Senin 27 Apr 2015 19:00 WIB

Pembangunan di Gaza Terhambat karena Blokade Israel

Bangunan di Jalur Gaza, Palestina hancur akibat serangan militer Israel.
Foto: AP Photo/Adel Hana
Bangunan di Jalur Gaza, Palestina hancur akibat serangan militer Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA CITY-- Selama tujuh bulan belakangan, Israel hanya mengizinkan pengiriman 10 persen barang mentah yang diperlukan bagi proses pembangunan kembali di Jalur Gaza, kata satu laporan resmi pada Ahad (26/4).

Komite Rakyat Palestina bagi Perlawanan Blokade Israel mengatakan di dalam siaran pers yang dikirim melalui surel kepada wartawan Israel hanya mengizinkan 10 persen jumlah bahan mentah yang dijanjikan dan diperlukan bagi pembangunan kembali di Jalur Gaza.

Komite tersebut mengatakan cuma itu lah yang diperkenankan sejak akhir agresi besar udara dan darat militer Israel terhadap Jalur Gaza dan berlangsung selama 50 hari sampai 26 Agustus.

"Sebanyak 2.252 truk yang berisi semen diperkenankan memasuki Jalur Gaza; yaitu sebanyak 90.000 ton semen secara keseluruhan. Itu berarti Israel hanya mengizinkan 473 ton semen setiap hari selama 200 hari belakangan," kata Komite tersebut, sebagaimana diberitakan Xinhua, Senin (27/4).

Banyak ahli pembangunan sebelumnya telah mengatakan Jalur Gaza memerlukan sedikitnya 3.000 ton semen setiap hari untuk bisa membangun kembali apa yang telah hancur selama agresi militer terakhir Israel terhadap Jalur Gaza.

Komite menyatakan jenis lain bahan mentah yang diperlukan bagi pembangunan seperti besi dan kerikil nyaris tak cukup sekalipun hanya untuk membangun 500 apartemen saja, sedangkan Israel menghancurkan 30.000 apartemen dalam perang itu.

"Proses pembangunan kembali yang sesungguhnya untuk membangun kembali apa yang telah dihancurkan oleh Israel selama agresinya ke Jalur Gaza belum dimulai; namun, tak satu gedung pun yang telah tuntas dibangun. Semua yang dilakukan cuma perbaikan sebagian kerusakan," katanya.

Pada akhir agresi Israel ke Jalur Gaza, donor Arab dan internasional bersidang di Ibu Kota Mesir, Kairo, pada 12 Oktober selama dua hari. Mereka menjanjikan 5,4 miliar dolar AS bagi pembangunan kembali daerah kantung Palestina tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement