Sabtu 26 Dec 2015 16:03 WIB

Perempuan Palestina Tewas Ditembak Polisi Israel

Seorang polisi perbatasan Israel menembakkan peluru karet di pengunjuk rasa Palestina dalam bentrokan di Yerusalem al-Aqsa, di kota Tepi Barat yang diduduki Hebron 29 September 2015.
Foto: REUTERS / Mussa Qawasma
Seorang polisi perbatasan Israel menembakkan peluru karet di pengunjuk rasa Palestina dalam bentrokan di Yerusalem al-Aqsa, di kota Tepi Barat yang diduduki Hebron 29 September 2015.

REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Seorang wanita asal Palestina mencoba menabrakkan mobil ke penjaga perbatasan Israel di desa wilayah jajahan, Tepi Barat, Jumat (25/12). Wanita itu akhirnya tewas setelah ditembak mati penjaga perbatasan.

"Usaha penyerangan dengan cara menabrakkan mobil ke penjaga perbatasan di Desa Silwad (baratlaut Ramallah) digagalkan. Penjaga perbatasan menemukan 'teroris' tersebut, menembak dan membunuhnya," kata juru bicara kepolisian dalam pernyataan, seperti disadur Antaranews dari AFP.

Sumber keamanan dari Palestina menyebut wanita itu bernama Mahdiyah Hammad (38 tahun). Wanita yang berasal dari Silwad, menabrakan mobilnya sesaat setelah seorang warga Palestina terbunuh dalam bentrokan dengan pasukan Israel di dekat perbatasan Israel dengan Jalur Gaza. Juru bicara kementerian kesehatan Palestina di daerah kantong itu, yang dikuasai Hamas mengatakan, korban tewas itu bernama Hani Wahdan (22). Ia tewas saat melemparkan batu di dekat titik persimpangan Nahal Oz.

Sekitar 40 warga Palestina terluka dalam bentrokan di beberapa tempat sepanjang penghalang, yang memisahkan Israel dari Jalur Gaza. Juru bicara militer Israel melaporkan ratusan warga Palestina terlibat dalam bentrokan tersebut.

Warga Palestina mencoba merusak pagar keamanan dengan melemparkan batu dan ban terbakar ke pagar itu. Pasukan di tempat kejadian tersebut menanggapinya sebagai ancaman bahaya penyusupan dengan segera, meminta mereka berhenti dan melepaskan beberapa tembakan peringatan, kata juru bicara tersebut.

"Namun karena adanya kekerasan dan ancaman terhadap terhadap masyarakat Israel setempat, mereka menembak ke arah para pemicu keributan," ucap dia.

Serangkaian tindakan kekerasan yang dimulai sejak awal Oktober telah menewaskan 131 orang di pihak Palestina, 19 warga ISrael, seorang warga Amerika dan seorang warga Eritrea. kebanyakan warga Palestina yang tewas merupakan para penyerang sementara lainnya tewas tertembak oleh pasukan Israel pada saat bentrokan.

Sejumlah orang di antara mereka telah berusaha melakukan penyerangan dengan pisau dapur dalam apa yang disebut sebagai misi bunuh diri maya oleh para analis. Warga Palestina frostrasi dikarekanan pendudukan Israel, kurangnya kemajuan dalam usaha-usaha perdamaian dan kepemimpinan mereka yang bobrok.

Paus Fransiskus, pemimpin 1,2 miliar umat Katolik di dunia juga menggunakan prinsip 'Urbi et Orbi', yang berarti bagi kota dan dunia, untuk mendesak warga Israel dan Palestina untuk meneruskan kembali dialog langsung, mengatakan bahwa konflik yang mereka alami memiliki dampak negatif yang serius terhadap wilayah Timur Tengah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement