Rabu 10 Feb 2016 11:31 WIB

Peretas Pro-Palestina Bocorkan 20 Ribu Informasi Agen FBI

Rep: Lintar Satria Zulfikar/ Red: Ani Nursalikah
Peretas melakukan serangan (ilustrasi)
Foto: AFP
Peretas melakukan serangan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peretas pro-Palestina mempublikasikan informasi pribadi 20 ribu agen FBI (Biro Investigasi Federal). Mereka juga mempublikasikan 9.000 informasi pribadi pegawai Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS).

Dengan akun Twitter @DotGovs para peretas memublikasikan informasi tersebut dengan tagar #FreePalestine. Data yang dipublikasikan termasuk daftar nama, pekerjaan dan penjelasannya, nomor telepon dan email. Cuitan para peretas tersebut juga mencantumkan pesan "Long Live Palestine, Long Live Gaza."

Para peretas merilis data pegawai DHS 24 jam setelah mereka merilis data agen FBI.

Menurut situs Motherboard, beberapa nomor telepon pada daftar mereka sesuai dengan nama yang tercantum. Dalam data tersebut para peretas juga mendeskripsikan pekerjaan para agen khusus, pengawas, dan petugas satuan tugas (satgas) dan beberapa jenis pekerjaan lainnya.

Kepada situs Motherboard juru bicara Departemen Kehakiman Amerika Serikat menyatakan akan menyelidiki kebocoran tersebut. Namun, juru bicara tersebut mengatakan tidak ada indikasi informasi sensitif tersebut terungkap. DHS juga merilis pernyataan yang sama.

"Ketika pemerintah Amerika Serikat sadar, kami tidak akan pernah berhenti sampai mereka menghentikan hubungan kerja sama dengan Israel." tulis para peretas dalam ciutan mereka, seperti dilansir dari Sputniknews.com, Rabu (10/2).

Departemen Kehakiman Amerika melaporkan para peretas mendapatkan data tersebut dengan mengakses surat elektronik mereka. Lalu, menipu seorang karyawan dan memberikan para peretas kode untuk mengakses portal Departemen Kehakiman. Para peretas juga mengakses tiga komputer dan internet Departemen Kehakiman Amerika.

"Pastikan untuk tweet #FreePalestine untuk memberikan kesadaran kepada semua orang atas kematian anak-anak Pelestina oleh bom Israel atas dana pemerintah AS!" tulis para perantas sebelum merilis data-data rahasia Amerika tersebut.

 

Baca juga: 8 Atlet Muslimah yang Berani Dobrak Stereotip Perempuan Muslim

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement