Kamis 05 May 2016 12:38 WIB

Memanas, Tentara Israel dan Gerilyawan Palestina Saling Tembak di Jalur Gaza

Serangan militer Israel di Jalur Gaza.
Foto: Reuters
Serangan militer Israel di Jalur Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, JERUSSALEM -- Ketegangan meningkat di sepanjang perbatasan Jalur Gaza-Israel pada Rabu (4/5). Empat baku tembak lintas perbatasan antar tentara Israel melawan gerilyawan pejuang Palestina sepanjang kemarin.

Tank Israel melepaskan beberapa tembakan artileri ke daerah kantung Palestina tersebut. Setelah tembakan roket dari gerilyawan Jalur Gaza ke arah sasaran militer di perbatasan itu.

Pada pagi hari, seorang juru bicara militer Israel mengatakan satu peluru mortir ditembakkan dari satu pos kelompok Hamas ke arah tentara Israel dalam satu operasidi dekat perbatasan Jalur Gaza Selatan, tapi tak ada korban jiwa.  "Satu tank Pasukan Pertahanan Israel membalas dan melepaskan tembakan ke arah ancaman.”

Pada siang hari, satu ledakan --yang tampaknya disebabkan oleh peluru mortir lain-- terjadi di dekat satuan Zeni Tempur di Front Shuja'iyya di Jalur Gaza Utara, lalu diikuti oleh serangan mortir ketiga dua jam kemudian. Kantor Berita Palestina, WAFA, melaporkan beberapa tank membom satu daerah pertanian di dekat perbatasan dan menembak dua menara pengawas yang diduga digunakan oleh sayap militer HAMAS, Beigade Izz Ad-Din Al-Qassam.

Baku-tembak lain dilaporkan terjadi pada sore hari, kata Xinhua, Kamis siang. Bom artileri ditembakkan ke Permukiman Tufah di bagian timur Jalur Gaza.

Kementerian Pendidikan di Jalur Gaza mengungsikan pelajar dari dua sekolah di bagian timur wilayah kantung Palestina tersebut, karena khawatir pemboman terjadi lagi. Belum ada laporan mengenai korban cedera di pihak Palestina.

Hamas, organisasi gerilyawan Palestina yang menguasai Jalur Gaza, dan Jihad Islam memperingatkan Israel mengenai "konsekuensi yang bakal terjadi" jika peningkatan keadaan saat ini terus terjadi.

"Peningkatan serangan Israel adalah perkembangan baru dan kelompok perlawanan Palestina melakukan konsultasi untuk memutuskan bagaimana cara menanggapinya," kata Mushir Al-Masri, seorang pemimpin senior Hamas yang dilaporkan oleh Jerusalem Post.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement