Rabu 01 Mar 2017 07:07 WIB

PM Israel Benjamin Netanyahu Mendapat Kritik Atas Perang Gaza

Rep: Puti Almas/ Red: Winda Destiana Putri
Benjamin Netanyahu
Foto: Reuters/Sebastian Scheiner
Benjamin Netanyahu

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mendapat kritik atas perannya dalam perang di Jalur Gaza pada 2014 lalu. Ia bersama dengan mantan pejabat pertahanan dinilai gagal untuk mencegah ancaman yang datang di wilayah mereka.

Sebuah laporan yang diterbitkan pengawas Israel mengatakan bahwa Netanyahu serta pejabat pertahanan yang bertugas di saat itu lalai. Saat pertempuran, mereka justru memuluskan upaya dari pihak musuh dalam melakukan perlawanan.

Israel selama ini memiliki konflik dengan Palestina. hal itu terjadi sejak perang pada 1967 lalu, di mana Israel menetapkan kebijakan pembangunan permukiman Yahudi di sejumlah wilayah yang dianggap sebagai hak atas Palestina yaitu Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur.

Solusi dua negara menjadi salah satu opsi untuk mengakhiri konflik dengan dibuatnya dua negara untuk dua warga. Dengan hal itu, Palestina akan menjadi sebuah negara merdeka dalam wilayah-wilayah yang selama ini menjadi sengketa. Namun, Israel menginginkan Palestina tidak pernah berdiri sebagai sebuah negara merdeka dan hanya menjadi daerah otonomi di bawah administrasi mereka.

Netanyahu membantah laporan penyelidikan yang mengkritik dirinya. Ia mengatakan dalam pertempuran yang terjadi di Jalur Gaza pada 2014 lalu semua startegi pertahanan telah dibahas dengan baik. Militer Israel juga melancarkan operasi untuk menghentikan adanya serangan roket yang diyakini berasal dari Hamas. "Kabinet keamanan telah menyadari ancaman dan startegi serta skenario untuk menghadapinya sudah dibahas secara menyeluruh saat itu," ujar Netanyahu dilansir BBC, Selasa (28/2).

Pertempuran yang terjadi di Jalur Gaza pada 2014 lalu berlangsung selama 50 hari. Peristiwa itu membuat sedikitnya 2251 orang tewas dan sekitar 1462 diantaranya merupakan warga sipil Palestina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement