Ahad 26 Mar 2017 08:17 WIB

Diduga Ada Konspirasi Israel dan Sekutu di Penembakan Senior Hamas

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Teguh Firmansyah
Tentara Israel (ilustrasi).
Foto: AP/Mohammed Ballas
Tentara Israel (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Penyerang tak dikenal telah menewaskan salah satu petinggi Hamas Mazen Faqha di jalur Gaza. Para pejabat di Gaza menduga penyerang tersebut agen Israel.

Menurut juru bicara Kementerian Dalam Negeri di jalur Gaza Iyad al-Bozum, seorang pria bersenjata menembaki Mazen Faqha di lingkungan Tell al-Hama. Sedangkan petinggi Hamas lain, Izzat El-Reshiq, menambahkan, penyerang menembaki korban dengan tenang diam-diam.

"Hamas dan sayap militernya meyakini Israel dan sekutunya bertanggung jawab atas kejahatan keji ini. Israel tahu bahwa darah pejuang tidak tumpah di Hamas dengan sia-sia dan tahu bagaimana harus bertindak," kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Aljazirah, Ahad (26/3).

Pihak jalur Gaza mengaku sedang melakukan penyelidikan untuk kasus ini. Juru bicara polisi Ayman al-Batniji meyakini penyerangan tersebut adalah ulah Israel dan sekutunya. "Kami tahu bagaimana menanggapi kejahatan ini," ujarnya.

Ia juga menyebutkan terdapat empat peluru yang bersarang di kepala Faqha. Faqha yang kini berusia 38 tahun merupakan seorang pejabat senior Hamas yang bertugas di Tepi Barat, yang diduduki Israel. Ia pernah dipenjara oleh Israel pada tahun 2003 karena merencanakan serangan terhadap Israel.

(Baca Juga: Israel Tutup Sekolah Milik Pemerintah Palestina)

Faqha sempat dijatuhi hukuman penjara sembilan tahun. Namun kemudian dibebaskan sebagai salah satu dari 1.000 lebih tahanan Israel yang ditukarkan dengan prajurit Gilad Shalit. Shalit ditahan di Gaza setelah ditangkap dalam serangan lintas perbatasan pada tahun 2006.

Dalam hal ini, juru bicara Israel enggan berkomentar tentang pembunuhan petinggi Hamas di wilayah pesisir Palestina yang dikuasai Hamas tersebut. Seperti diketahui, wilayah tersebut berada di bawah blokade Israel sejak 2006.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement