Rabu 19 Apr 2017 07:00 WIB

Berharap Pendirian RS Khusus Lansia di Jalur Gaza

Sebuah rumah sakit di Kota Gaza, Palestina. (ilustrasi)
Foto: www.loralucero.wordpress.com
Sebuah rumah sakit di Kota Gaza, Palestina. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Jalur Gaza adalah wilayah yang cukup kecil, namun memiliki populasi terpadat di dunia. Sekitar 2 juta orang hidup di wilayah seluas 365 km persegi tesebut. Selain itu, Gaza juga memiliki beberapa rumah sakit dan klinik, baik berstatus negeri maupun swasta. Namun, belum terdapat rumah sakit khusus bagi lansia di wilayah itu.

Kebetuhan tersebut terpenuhi melalui ide pendirian rumah sakit khusus lansia oleh lembaga Hospital Friends. Hospital Friends adalah lembaga pertama yang berhasil membangun rumah sakit khusus bagi warga berusia lanjut di Jalur Gaza, tepatnya di  wilayah Jabaliya. “Kami melihat rumah sakit ini memberikan pelayanan maksimal terhadap sebagian besar warga Gaza,” ujar salah seorang warga di Jalaur Gaza seperti dilansir suarapalestina.id, hari ini.

Adalah Ridwan el-Nakhaalah (70 tahun) pendiri lembaga Hospital Friends. "Yayasan ini kami dirikan berangkat dari kesulitan yang saya hadapi bersama orang tua, serta bantuan beberapa pengusaha di Gaza,” ujarnya

Nakhaalah mengatakan, bahwa lembaga tersebut memliki tujuh buah klinik. Di antaranya pengobatan mata, gigi, urologi, THT, diabetes melilitus, penyakit dalam, serta klinik obsetri dan ginekologi.

Mekanisme kerja

Lembaga Hospital Friends memberikan pelayanan gratis kepada lansia, khususunya warga yang tidak mampu. Dr Salamah al-Tetar, konsultan penyakit dalam menyebutkan, rumah sakit ini memberikan pelayanan kesahatan gratis kepada lansia baik konseling, check-up maupun pengobatan.

El-Tetar menagatakan, rumah sakit ini membutuhkan dukungan logistik dan perlatan medis seperti ultrasonik, Illiaza Apparatus untuk memperbaiki kelainan tulang, endoskopi dan alat-alat lainnya. "Di samping itu mereka juga tidak memiliki ambulans untuk memindahkan pasien ke rumah sakit lain di wilayah Gaza," ungkapnya.

Terkait layanan yang diberikan oleh lembaga kesehatan tersebut, seorang pasien Salih Abdullah (75) mengatakan, dirinya memilih rumah skait ini karena menemukan kenyamanan pelayanan. "Serta pengobatan yang bagus dan gratis,”  katanya.

Sementara itu, pasien Basma Habush (51) mengatakan, "Saya menemukan kenyamanan di tempat  ini, rumah sakit ini juga memiliki pelayanan yang bagus dan perawatan yang sangat baik dan gratis. Di samping itu letaknya juga strategis.”

Umumnya rumah sakit di Gaza menghadapi kesulitan dalam memberikan pelayanan kepada warga karena blokade, tekanan dan tidak bisa bergerak bebas. Di samping itu, banyak pasien yang membutuhkan perawatan medis di luar Gaza, namun mengalami kesulitan akibat penutupan gerbang perbatasan.  Warga Palestina di Jalur Gaza menghadapi banyak tantangan hanya untuk mendapatkan  perawatan medis di tingkat rata-rata.

sumber : suarapalestina.id/spna
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement