Jumat 23 Jun 2017 06:30 WIB

Begini Kondisi Pengungsi Palestina di Lebanon

Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) menemui kedubes Republik Indonesia untuk Lebanon di Beirut pada Rabu (21/6).
Foto: knrp
Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) menemui kedubes Republik Indonesia untuk Lebanon di Beirut pada Rabu (21/6).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Dalam rangka menjalankan misi kemanusiaan untuk pengungsi Palestina di Lebanon, Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) menemui kedubes Republik Indonesia untuk Lebanon di Beirut pada Rabu (21/6). Dalam rombongan KNRP diantaranya Ketua Umum KNRP Suripto, Sekretaris Jendral KNRP Suhartono, Bendahara Umum KNRP Caca Cahayaningrat, Ketua Bidang Humas KNRP Zakaria dan lima perwakilan KNRP.

Dubes RI Achmad Chozin Chumaidy mengungkapkan masyarakat dan pemerintah Lebanon menghadapi problematika yang besar terhadap pengungsi Palestina. Sengingat warga Palestina yang mengungsi ke Lebanon menurut catatan sekitar 500 ribu orang.

“Ditambah lagi pengungsi Siria yang datang 1,5 juta orang. Jadi total sekitar 2 juta pengungsi, sedangkan jumlah penduduk Lebanon cuma 4 juta. Jadi separohnya itu sudah pengungsi,” terang Chozin.

Chozin mengatakan persoalan fasilitas-fasilitas umum di Lebanon harus disiapkan juga untuk para pengungsi. Apalagi pengungsi Palestina yang lama, hak-haknya tidak semua bisa mereka dapatkan, seperti hak politik tidak semua mendapatkan. Inilah yang sedang ditata oleh masyarakat dan pemerintah Lebanon.

“Bagaimana supaya, pengungsi ini mempunyai hak yang sama tapi juga tidak mengganggu masyarakat Lebanon,” tambahnya.

Chozin juga menceritakan banyak lembaga kemanusiaan untuk Palestina dan pemuda-pemuda Palestina yang datang ke KBRI minta bantuan untuk kehidupan mereka. KBRI pun membantu sebisanya seperti saat setahun sekali menghimpun zakat fitrah dan zakat mall kepada teman-teman Indonesia di sini, untuk kemudian KBRI salurkan ke kamp pengungsi Palestina.

“Selama 3-4 tahun ini kita rutin memberikan ke pengungsi Palestina yang ada di Beirut. Memang jumlahnya tidak seberapa tapi cuma itu yang bisa kami lakukan,” ungkap Chozin bersyukur.

Menurut Chozin, hubungan keakraban Indonesia dengan Palestina tidak diragukan lagi. Bahkan dikatakan Indonesia masih memiliki utang budi dengan Palestina yang kala itu mengakui kemerdekaan Indonesia. Masyarakat Lebanon kepada Indonesia pun dikatakannya sangat apresiasi sekali. Indonesia, kata dia, pun dianggap sebagai saudara tua, karena sampai saat ini yang masih komit dengan masalah kemerdekaan Palestina diantaranya adalah Indonesia.

“Bahkan pemerintah Indonesia melakukan upaya yang sangat luar biasa. Termasuk terakhir dalam pertemuan OKI, khusus membahas tema khusus kemerdekaan Palestina,” ujar Chozin.

Chozin menambahkan bila KNRP memfokuskan bantuan kepada pengungsi Palestina di Lebanon menurut Chozin itu sangat tepat. Karena problem yang sangat dihadapi masyarakat Lebanon dan pemerintah Lebanon terhadap pengungsi Palestina cukup besar.

“Kami sangat mengapresiasi atas kedatangan teman-teman KNRP ke sini. Alhamdulillah ini merupakan sebuah tindakan nyata dari anak bangsa dalam membantu pengungsi Palestina,” ungkap Chozin.

Ketua Umum KNRP Suripto mengungkapkan terima kasih atas sambutan dari pihak Dubes. Ke depan KNRP ingin terus menjalin komunikasi dalam penyaluran bantuan kemanusiaan untuk pengungsi Palestina.

“Khususnya kalau ada Lembaga Kemanusiaan Palestina yang minta bantuan ke KBRI bisa diarahkan ke kita. Nanti kita cermati, kita dalami, barang kali nanti diatur kerjasamanya,” pesan Suripto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement