Kamis 27 Jul 2017 09:24 WIB

Anggota Parlemen Israel akan Eksekusi Keluarga Palestina

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Agus Yulianto
Sejumlah serangan yang menewaskan beberapa warga Israel dan Palestina meningkatkan ketegangan di Timur Tengah
Foto: VOA
Sejumlah serangan yang menewaskan beberapa warga Israel dan Palestina meningkatkan ketegangan di Timur Tengah

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Warga Palestina mengkritik seorang anggota Parlemen Israel yang mengatakan dia akan mengeksekusi keluarga Omar al-Abed. Abed merupakan warga Palestina yang melakukan penyerangan di pemukiman Tepi Barat yang diduduki, hingga menewaskan tiga warga Israel.

Dalam video yang diunggah akhir pekan ini di akun Facebook pribadi, seorang anggota Knesset Oren Hazan mengatakan, dia akan menghancurkan rumah Abed dan mengeksekusi keluarganya. Unggahan ini telah disukai oleh 82 ribu orang.

"Saya ingin jujur tanpa terdengar terlalu ekstrem, Tuhan melarangnya. Tapi jika semua terserah saya, saya pasti sudah pergi ke rumah teroris itu, mencengkeram dia dan seluruh keluarganya dan mengeksekusi mereka semua bersama-sama," ujar Hazan, dikutip Aljazirah.

Abed melompati pagar Halamish, sebuah pemukiman Yahudi di Tepi Barat, dan menikam tiga warga Israel hingga tewas. Insiden ini disebabkan karena ketegangan yang meluas atas tindakan keras Israel di Masjid al-Aqsha di Yerusalem Timur yang diduduki.

"Biarkan dia [Abed] mati, biarkan dia berkubang dalam darahnya sendiri. Mereka tidak memiliki hak untuk hidup, mereka bahkan tidak memiliki hak untuk ada, dan saya berharap semua orang akan mengatakannya bersama saya," ungkap Hazan.

Pada Selasa (25/7), tentara Israel menangkap ibu kandung Abed, Ibtisam al-Abed. Mereka mengatakan, Ibtisam bersalah karena telah menyatakan bangga terhadap anaknya dalam sebuah video yang tersebar luas di media sosial.

Hazan juga menyalahkan Hanin Zoabi dan Ahmed Tibi, legislator Palestina di Knesset Israel. Mereka diduga telah menghasut serangan orang-orang Palestina terhadap orang Israel.

Mustafa Barghouti, mantan Menteri Informasi Palestina dan sekretaris jenderal partai politik Inisiatif Nasional Palestina, mengatakan, komentar Hazan menunjukkan besarnya rasisme yang tertanam di dalam Israel melalui sistem apartheidnya. "Ini sangat berbahaya. Jenis komentar ini diabaikan oleh banyak pihak di masyarakat internasional," ungkapnya.

Pada Selasa (25/7), Komite Etik Knesset memilih untuk menegur Hazan atas komentarnya tersebut. Namun belum jelas apa hukuman yang akan diberikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement