Rabu 23 Aug 2017 16:25 WIB

Palestina Tagih Solusi Perdamaian dari Jared Kushner

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Agus Yulianto
Putri Presiden Donald Trump, Ivanka Trump dan suaminya Jared Kushner.
Foto: AP
Putri Presiden Donald Trump, Ivanka Trump dan suaminya Jared Kushner.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Warga Palestina berharap dapat segera mendapat jawaban yang jelas mengenai konflik utama mereka dengan Israel, dari utusan AS Jared Kushner. Hal itu dikemukakan Ahmad Majdalani, seorang pembantu utama Presiden Palestina Mahmoud Abbas, sebelum Kushner kembali ke wilayah tersebut pekan ini.

Menurutnya, penduduk Palestina telah menunjukkan tanda-tanda ketidaksabaran yang meningkat dalam beberapa hari ini. Mereka mengatakan, setelah lebih dari enam bulan menjabat, Presiden AS Donald Trump masih belum mengupayakan perdamaian di Timur Tengah.

Majdalani mengatakan, warga Palestina meminta Kushner memantapkan posisi AS dalam dua isu utama, yaitu menolak permukiman Israel dan mendukung kemerdekaan Palestina. "Sejak saat itu (kunjungan terakhir Kushner), kami tidak mendengar kabar dari mereka," katanya, dikutip Arab News.

"Kami berharap mereka membawa jawaban yang jelas saat ini. Jika tidak, maka proses perdamaian tidak bisa dilanjutkan karena kita tidak bisa bernegosiasi dari awal," tambahnya.

Warga Palestina mengatakan, pembangunan permukiman Israel saat ini masih terus berlanjut di Tepi Barat dan Yerusalem timur. Hal ini telah meruntuhkan impian kemerdekaan mereka.

Kushner, yang merupakan menantu Trump, diperkirakan akan bertemu dengan pejabat Israel dan Palestina pada Kamis (24/8) untuk memulai kembali perundingan. Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak berkomentar mengenai kunjungan Kushner ini dan tidak ada reaksi langsung dari juru bicara Kushner.

Trump belum secara eksplisit mendukung solusi dua negara. Solusi ini telah menjadi landasan kebijakan AS selama hampir dua dekade dan merupakan hasil pilihan masyarakat internasional.

Sebelumnya, dia telah mendesak Israel untuk menahan diri dalam membangun permukiman baru, namun tidak menuntut pembekuan permanen, sehingga mengecewakan penduduk Palestina. Trump juga telah menahan janji kampanyenya untuk memindahkan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem. Israel telah menyambut baik janji tersebut, sementara warga Palestina menentangnya dengan keras.

Israel mengklaim Yerusalem Timur sebagai bagian dari ibukotanya. Sementara Palestina telah menyatakan Yerusalem Timur, yang direbut oleh Israel pada 1967, sebagai ibukota negara masa depan mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement