Kamis 24 Aug 2017 08:56 WIB

Bentrokan Kamp Pengungsi Palestina di Lebanon, Enam Tewas

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Agus Yulianto
Perbatasan Lebanon dan Suriah.
Foto: NET
Perbatasan Lebanon dan Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT - Enam orang tewas dan lebih dari 40 lainnya cedera dalam bentrokan yang terjadi di kamp pengungsi Palestina Ain Al-Hilweh di Lebanon selatan. Bentrokan antara Fatah dan dua kelompok ekstremis Bilal Badr dan Bilal Arqub ini mencapai puncaknya pada Rabu (23/8).

Semua upaya untuk menghentikan bentrokan telah gagal dalam lima hari terakhir ini. Insiden tersebut bertepatan dengan pertempuran yang dilakukan oleh tentara Lebanon melawan ISIS di daerah tandus Ras Baalbek dan Al-Qaa, dekat dengan perbatasan Lebanon-Suriah.

Penembakan yang dilakukan oleh militan penembak jitu menyebabkan sejumlah besar pengungsi kamp itu harus melarikan diri ke Sidon. Tembakan itu sampai ke Saray dan menyebabkan luka ringan pada dua anggota keamanan.

Peperangan antara Fatah, Bilal Badr, dan Bilal Arqub difokuskan pada dua front utama di daerah Tiri dan Jabal Al-Halib. Kelompok-kelompok bersenjata itu dilengkapi dengan senapan mesin dan granat berpeluncur roket.

Wali Kota Sidon Mohammed Al-Saudi mendesak para militan untuk menghentikan tembakan. "Tidak ada yang akan mendapatkan keuntungan dari bentrokan ini," kata dia, dikutip Arab News.

Sebuah pertemuan pemimpin politik nasional dan Islam di Sidon sebelumnya telah diadakan untuk membahas upaya mencapai gencatan senjata permanen. Pertemuan tersebut diakhiri dengan terbentuknya dua komite, salah satunya menuju ke daerah Safsaf untuk bertemu dengan perwakilan Pemuda Muslim.

Sementara komite lainnya bertemu dengan pimpinan Fatah untuk meminta gencatan senjata segera dan penarikan militan bersenjata. Namun, kedua belah pihak gagal mencapai kesepakatan dengan komite tersebut, keduanya menekankan tuntutan mereka sendiri.

Bilal Badr dan Bilal Arqub menolak partisipasi Fatah dalam pasukan gabungan yang dikerahkan di daerah Tiri. Fatah bersikeras untuk tetap tinggal di lokasi yang dikuasai, termasuk di daerah Sahoun. Saat dihubungi melalui telpon oleh Arab News, juru bicara Kedubes Palestina di Lebanon, Wissam Abu Zeid, menolak berkomentar mengenai apa sebenarnya yang terjadi di kamp tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement