Rabu 18 Oct 2017 12:00 WIB

Hillary: Komentar Keras Trump untuk Kim Jong Un Rugikan AS

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Hillary Clinton
Foto: EPA
Hillary Clinton

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Hillary Clinton mengatakan komentar keras Presiden AS Donald Trump terhadap Korea Utara (Korut) di Twitter, hanya akan menguntungkan Korut. Sebaliknya, komentar itu justru akan merugikan AS

"Penghinaan di Twitter telah menguntungkan Korea Utara, saya rasa itu tidak memberikan keuntungan untuk Amerika Serikat," ujar Clinton, di sebuah acara di Seoul, Korea Selatan, Selasa (17/10).

 

Perang kata-kata terjadi setelah Trump menyebut pemimpin Korut Kim Jong Un 'Little rocket man'. Ia juga bersumpah akan menghancurkan Korut jika berani mengancam AS atau sekutu-sekutunya. Sementara Kim membalas Trump dengan menyebutnya 'pria tua yang cacat mental' dan 'anjing gila'.

 

Clinton juga memperingatkan, ancaman perang AS terhadap Korut di Semenanjung Korea akan menimbulkan bahaya besar. Ia mendesak AS untuk membawa semua pihak yang bersengketa ke meja perundingan.

 

Mantan Menteri Luar Negeri AS ini mengatakan sekutu Washington semakin menunjukkan keprihatinan kepada AS. Mereka menasehati Washington untuk menghindari ancaman Korut dan lebih banyak bersabar.

 

"Tidak perlu kita bersikap lantang dan agresif (atas Korea Utara)," ungkap Clinton. Ia menegaskan, perlunya tekanan yang lebih besar pada Korut dan perlunya upaya diplomasi untuk membawa Pyongyang ke meja perundingan.

 

Clinton meminta agar Cina juga mengambil peran yang lebih besar. Mengenai peran Cina dalam mengekang di Korut, Clinton mengatakan Beijing akan lebih baik jika mencoba memperketat dan benar-benar memberlakukan sanksi terhadap Korut

 

Hubungan Korut dengan Cina sebagai sekutu dan mitra dagang utamanya telah merenggang sejak Korut terus melakukan uji coba rudal, yang bertepatan dengan acara-acara besar Cina. Ada kekhawatiran Korut akan melakukan uji coba lain yang bertepatan dengan dimulainya kongres lima tahunan Cina pada Rabu (17/10).

 

Namun, Pyongyang justru mengirim pesan ucapan selamat kepada Beijing. Komite pusat Partai Pekerja Korut mengatakan Cina telah membuat kemajuan besar dalam membangun sosialisme dengan karakteristik budaya Cina, di bawah bimbingan Partai Komunis Cina.

 

"Kami sangat senang atas ini," kata komite pusat partai tersebut dalam sebuah pesan yang disampaikan oleh kantor berita KCNA. Komite itu menambahkan, dengan tulus berharap kongres Cina dapat meraih kesuksesan yang memuaskan.

 

Cina juga telah membatasi bisnis dengan Korea Selatan (Korsel) sejak Seoul memutuskan menerapkan sistem pertahanan anti-rudal THAAD. Cina mengatakan, radar THAAD dapat digunakan untuk menembus wilayahnya.

 

Pada Selasa (17/10), Wakil Menteri Luar Negeri AS John J Sullivan mengatakan AS tidak mengesampingkan kemungkinan adanya perundingan langsung dengan Korut. Sebelumnya, Duta Besar Korut untuk PBB Kim In Ryong mengatakan kepada komite Majelis Umum PBB pada Senin (16/10), situasi di semenanjung Korea telah mencapai titik akhir dan perang nuklir dapat terjadi kapan saja.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement