Rabu 01 Nov 2017 16:37 WIB

Hamas Serahkan Perbatasan Gaza ke Otoritas Palestina

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Perbatasan Israel dan Jalur Gaza.
Foto: Reuters
Perbatasan Israel dan Jalur Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Hamas telah menyerahkan kontrol administratif atas penyeberangan Erez dan Kerem Shalom di perbatasan Israel dan penyeberangan Rafah di perbatasan Mesir kepada Otoritas Palestina. Serah terima yang dilakukan pada Rabu (1/11) ini merupakan yang pertama kali dalam lebih dari satu dekade.

Penyerahan ini adalah bagian dari kesepakatan dalam putaran terakhir rekonsiliasi yang ditengahi Mesir antara Hamas dan partai politik Fatah yang dikuasai Otoritas Palestina di Kairo pada 12 Oktober lalu. Juru bicara Fatah, Osama Qawasmeh, mengatakan kepada Aljazirah, tidak ada syarat yang ditetapkan oleh Fatah atau Hamas atas penyerahan tersebut.

 

"Masalahnya hanyalah mengembalikan status quo di bawah kendali Otoritas Palestina, seperti yang terjadi sebelum perpecahan 2007," katanya.

Ia mengacu pada perpecahan politik 10 tahun lalu, yang berakhir dengan penguasaan Jalur Gaza oleh Hamas, setelah sebuah upaya kudeta oleh Mohammad Dahlan yang didukung AS. Dalam sebuah pernyataan pada Selasa (31/10) menteri urusan sipil Otoritas Palestina, Hussein al-Sheikh, mengatakan pemerintah persatuan nasional siap bekerja sama dengan pihak berwenang Mesir.

Kerja sama dilakukan agar perbatasan Rafah dapat berfungsi pada 15 November sebagaimana ditentukan dalam Kesepakatan Gerakan dan Akses pada 2005. Rafah, perbatasan utama di selatan jalur tersebut, sebagian besar ditutup untuk dua juta populasi warga Palestina di Gaza sejak Hamas mengambil alih.

Penyeberangan lainnya, Erez, terletak di utara Gaza dan dikelola oleh Israel. Otoritas Palestina juga akan bertanggung jawab atas tiga titik penyeberangan kargo, yaitu Karni, Kerem Shalom (Karem Abu Salem), dan Sufa.

 

Qawasmeh mengatakan, serah terima ini akan membuat kehidupan warga Palestina di Gaza menjadi jauh lebih mudah. "Ini tidak diragukan lagi akan membantu sebagian besar masyarakat untuk keluar Jalur Gaza karena alasan apapun, seperti mencari perawatan medis, mencari beasiswa di universitas, dan melakukan perjalanan santai," ungkapnya.

 

Juru bicara Hamas, Hazem Qassem, juga menyatakan harapan serupa. Dia menekankan, penyerahan kontrol bukanlah menyangkut masalah keamanan, melainkan masalah logistik.

 

"Kami berharap penyerahan kontrol akan menghasilkan kualitas kehidupan yang lebih baik bagi orang-orang Palestina di Jalur Gaza," katanya kepada Aljazirah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement