Jumat 10 Nov 2017 18:37 WIB

Netanyahu Diperiksa Terkait Kasus Korupsi

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
PM Israel Benjamin Netanyahu.
Foto: Reuters
PM Israel Benjamin Netanyahu.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Polisi Israel kembali melakukan pemeriksaan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, pada Kamis (9/11). Pemeriksaan ini merupakan yang kelima kalinya sehubungan dengan serangkaian investigasi kasus korupsi.

Dalam sebuah pernyataan, polisi mengatakan detektif dari skuad kejahatan nasional dan kejahatan berat telah menanyai Netanyahu selama beberapa jam. Pemeriksaan tersebut dilakukan di kediaman resmi Netanyahu di Jalan Balfour, Yerusalem.

Petugas dilaporkan telah berbicara dengan Netanyahu mengenai dua investigasi yang sedang berlangsung. Kasus pertama dikenal dengan kasus 1.000, yaitu Netanyahu dan keluarganya dicurigai menerima hadiah mahal, termasuk cerutu, sampanye merah muda, dan perhiasan.

Hadiah ini diduga sebagai imbalan untuk memajukan kepentingan beberapa jutawan. Salah satu nama yang tersangkut adalah produser Hollywood dan tokoh media Arnon Milchan.

Menurut laporan media Israel, Duta Besar Israel untuk AS, Ron Dermer, juga diinterogasi sebagai bagian dari penyelidikan yang sama. Dermer diduga telah meminta bantuan mantan Menteri Luar Negeri AS John Kerry, atas permintaan Netanyahu, agar Milchan bisa mendapatkan visa AS.

Sementara kasus kedua dikenal dengan nama kasus 2.000. Netanyahu diduga telah meminta agar surat kabar Israel, Yedioth Ahronoth, memberitakan hal-hal positif mengenai dirinya. Sebagai imbalan, pemerintah Netanyahu akan mengekang pesaing Yedioth Ahronoth, yaitu surat kabar Israel Hayom.

Netanyahu secara konsisten membantah melakukan kesalahan dalam kaitannya dengan penyelidikan ini. Ia mengaku telah menjadi target serangan dari lawan-lawan politiknya.

Dalam sebuah wawancara televisi dengan Channel 12 pada Kamis (9/11) malam, pengacara Netanyahu, Jacob Weinroth, menegaskan kliennya adalah orang yang jujur. Namun ia mengakui Netanyahu memiliki kelemahan di depan orang-orang kaya.

"Netanyahu adalah orang yang jujur. Jika Anda memintanya untuk menunjukkan daftar keberhasilan dan kegagalannya, Anda akan terkejut. Konon, dia sangat mengagumi uang. Saya tahu ini kelemahannya di depan orang-orang kaya," ungkap Weinroth, dikutip The Guardian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement