Jumat 17 Nov 2017 14:14 WIB

Militer Israel Ingin Mempererat Hubungan dengan Saudi

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Bendera Israel dan Arab Saudi
Bendera Israel dan Arab Saudi

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Kepala militer Israel Jenderal Gadi Eisenkot mengaku ingin mempererat hubungan dengan Arab Saudi. Menurutnya, kedua negara dapat bersatu untuk melawan pengaruh Iran di wilayah tersebut.

Berbicara kepada surat kabar Arab Saudi, Elaph, Jenderal Einsenkot menggambarkan Iran sebagai ancaman terbesar bagi wilayah ini.  Ia mengatakan Israel siap berbagi intelijen dengan negara-negara Arab moderat seperti Arab Saudi untuk berurusan dengan Teheran.

"Kami siap untuk berbagi informasi jika perlu. Ada banyak kepentingan bersama antara mereka (Arab Saudi) dan kami," ujar Eisenkot, dikutip The Guardian, kemarin.

Eisenkot juga menuduh Iran berusaha menguasai Timur Tengah dengan menciptakan Syiah dari Lebanon ke Iran dan kemudian dari Teluk ke Laut Merah. "Kita harus mencegah hal ini terjadi," ungkapnya.

"Dalam hal ini ada kesepakatan lengkap antara kami dan Kerajaan Arab Saudi, yang belum pernah menjadi musuh kami. Mereka tidak melawan kami atau kami melawan mereka," jelas Eisenkot menambahkan.

Eisenkot mengatakan, saat ini Israel tidak berniat menyerang Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon. "Kami tidak berniat menyerang Hizbullah di Libanon yang menyebabkan perang. Namun kita tidak akan menerima ancaman strategis bagi Israel," katanya kepada surat kabar tersebut.

Israel dan Arab Saudi selama ini tidak memiliki hubungan diplomatik. Namun kepada Elaph, Eisenkot mengklaim Israel semakin dihormati oleh negara-negara moderat di wilayah ini.

Menurut surat kabar Israel, Haaretz, wawancara tersebut belum pernah terjadi sebelumnya. Wawancara semacam ini harus meminta persetujuan politik Israel di tingkat tertinggi, mengingat kurangnya hubungan diplomatik dengan Arab Saudi.

Wawancara ini juga dirancang untuk memamerkan hubungan yang lebih hangat antara Israel dengan Riyadh di depan umum, yang didukung AS. "Ada kesempatan untuk membentuk koalisi internasional baru di kawasan ini dengan Presiden Trump. Kita perlu melakukan rencana strategis besar dan menyeluruh untuk menghentikan ancaman Iran," ungkap Eisenkot.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement