Kamis 07 Dec 2017 07:17 WIB

Akui Yerusalem Milik Israel, Trump Hanya 'Burung Beo'

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Donald Trump, didampingi oleh Wakil Presiden Mike Pence, memegang sebuah dokumen proklamasi yang ditandatanganinya untuk mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel di Ruang Penerimaan Diplomatik Gedung Putih, Rabu (6/12), di Washington.
Foto: AP Photo / Evan Vucci
Presiden Donald Trump, didampingi oleh Wakil Presiden Mike Pence, memegang sebuah dokumen proklamasi yang ditandatanganinya untuk mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel di Ruang Penerimaan Diplomatik Gedung Putih, Rabu (6/12), di Washington.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Analis politik senior Aljazira, Marwan Bishara, menilai, Presiden AS Donald Trump hanya mengulangi pernyataan point-by-point Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Trump adalah seekor burung beo.

"Ia hanya mengulang kata Netanyahu dalam segala hal yang diketahuinya sekarang tentang posisi Israel di Palestina," ujarnya seperti dilansir Aljazirah, Rabu (6/12).

Keputusan Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel merupakan bagian dari sejarah dramatis yang terbungkus dalam bahasa damai dan sivilitas.

Tapi, Bishara mengatakan, tindakan tersebut sebenarnya adalah sebuah deklarasi perang melawan rakyat Palestina dan hak-hak mereka. Trump juga bertentangan dengan masyarakat internasional serta komitmennya terhadap hukum internasional dan solusi dua negara.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengecam keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang memberikan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Abbas menegaskan, pimpinan Palestina menolak untuk mengakui tindakan kontroversial tersebut.

Abbas menyebut Yerusalem sebagai ibu kota abadi Negara Palestina.  Ia pun menilai, AS tidak bisa lagi menjadi mediator dalam perundingan damai Israel-Palestina. "Ini adalah hadiah untuk Israel," tuturnya dalam sebuah pidato di televisi seperti dilansir Aljazirah, Rabu (6/12).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement