Kamis 07 Dec 2017 16:23 WIB

Ini Permintaan Pemimpin Kristen Yerusalem Terhadap Trump

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Ani Nursalikah
Warga Tepi Barat Palestina berunjukrasa memprotes rencana pengakuan Yerusalem sebagai ibukota Israel oleh pemerintahan Trump, Rabu (6/12). Pejabat senior Pemerintahan Trump mengabarkan Trump akan mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel dan memindahkan kedutaan besarnya ke kota tua ini.
Foto: Oded Balilty/AP
Warga Tepi Barat Palestina berunjukrasa memprotes rencana pengakuan Yerusalem sebagai ibukota Israel oleh pemerintahan Trump, Rabu (6/12). Pejabat senior Pemerintahan Trump mengabarkan Trump akan mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel dan memindahkan kedutaan besarnya ke kota tua ini.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump memutuskan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel sejak Rabu (6/12) waktu setempat. Politikus partai Republik itu melakukannya di tengah begitu banyak kecaman dari masyarakat internasional.

Haaretz, Kamis (7/12), mengabarkan, para pemuka agama Kristen di Yerusalem bersuara terkait keputusan Trump itu. Media Israel tersebut melampirkan sebuah surat berkop Pendeta dan Kepala Gereja-gereja di Yerusalem tertanggal 6 Desember 2017. Surat terbuka ini ditujukan kepada Donald Trump.

Dalam surat itu, para pemuka Kristen meminta Trump mengakui status Yerusalem sebagai kota internasional.

Bagi mereka, perubahan status Yerusalem menjadi milik negara tertentu akan menyebabkan kerusakan pada upaya perdamaian di Timur Tengah, khususnya sekitar kota suci itu.

"Nasihat dan permohonan kami kepada Amerika Serikat adalah untuk meneruskan pengakuan status internasional kini atas Yerusalem. Perubahan apa pun terkait status internasional Yerusalem itu akan menyebabkan kerusakan yang tak bisa dibenarkan lagi (pada upaya-upaya perdamaian)," demikian penggalan isi surat itu, seperti dikutip Haaretz, Kamis (7/12).

Yerusalem merupakan kota suci bagi tiga umat beragama, yakni Muslim, kaum Kristen, dan Yahudi. Konflik antara Palestina dan Israel antara lain berpusat pada perebutan status Yerusalem. Bagi Palestina, Yerusalem adalah ibu kota masa depan begitu memperoleh kedaulatan penuh. Sementara, Israel mengklaim Yerusalem adalah kepunyaan orang Yahudi.

Yahudi Amerika Tanggapi Beragam Keputusan Trump

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement