Kamis 07 Dec 2017 18:20 WIB

Netanyahu Yakin Banyak Negara Ikuti Langkah AS

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Foto: Reuters
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan ada banyak negara yang akan mengikuti langkah Amerika Serikat (AS) dalam mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Ia mengaku saat ini sedang melakukan beberapa kontak.

"Saya ingin mengumumkan, kami telah melakukan kontak dengan negara-negara lain yang akan memberikan pengakuan serupa," kata Netanyahu dalam sebuah pidato di Kementerian Luar Negeri Israel, Kamis (7/12).

 

Namun ia tidak menyebutkan nama negara-negara tersebut. AS juga berencana membuka Kedutaan Besar di Yerusalem, sebuah langkah yang dikatakannya bisa memakan waktu tiga sampai empat tahun. Kedutaan Besar AS saat ini berada di Tel Aviv, pusat ekonomi Israel, seperti juga kedutaan besar negara-negara lain.

 

"Saya tidak ragu saat Kedutaan Besar Amerika Serikat pindah ke Yerusalem, dan bahkan sebelum itu, akan ada banyak kedutaan besar (yang juga pindah) ke Yerusalem. Waktunya telah tiba," ujar Netanyahu.

 

Keputusan Presiden AS Donald Trump terkait status Yerusalem ini membalikkan kebijakan AS yang telah diterapkan selama bertahun-tahun. Hal ini juga dinilai dapat mengganggu proses perdamaian di Yerusalem, yang telah diklaim oleh Israel dan Palestina, serta menarik banyak kecaman dari sejumlah negara, yang di antaranya adalah sekutu-sekutu penting Washington.

 

Kelompok Hamas pada Kamis (7/12) juga menyerukan pemberontakan baru untuk melawan Israel, setelah pengakuan Trump terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

 

Ini Permintaan Pemimpin Kristen Yerusalem Terhadap Trump

 

Mengapa Yerusalem Bukan Milik Israel

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement