Kamis 07 Dec 2017 23:16 WIB

Demo Tolak Pengakuan Trump di Tepi Barat Berujung Bentrokan

Rep: Puti Almas/ Red: Bayu Hermawan
Unjuk rasa di Tepi Barat (ilustrasi)
Foto: Reuters/Mohamad Torokman
Unjuk rasa di Tepi Barat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Bentrokan terjadi di wilayah Tepi Barat setelah aksi demonstrasi menentang pengakuan Presiden Amerika Serikat (AS) atas Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, Kamis (7/12). Sedikitnya 16 orang terluka dalam kejadian ini.

Menurut laporan, kebanyakan peserta unjuk rasa yang terluka akibat terkena gas air mata serta peluru karet. Selain itu, setidaknya ada satu orang yang juga terkena tembakan dari senjata api dari pasukan keamanan Israel.

Sebelumnya, ratusan pasukan keamanan tambahan dari Israel dikerahkan ke wilayah Tepi Barat. warga Palestina baik yang berada di Tepi Barat maupun Jalur Gaza telah menentang pengakuan Trump kemudian melakukan demonstrasi besar-besaran di banyak jalan wilayah tersebut.

Pengakuan Trump atas Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel telah membuat proses perdamaian dengan Palestina yang selama ini digagas badan dunia semakin jauh. Banyak pemimpin negara yang menyampaikan kekhawatiran atas langkah Trump, yang dinilai dapat memicu konflik lebih besar.

Warga Palestina selama ini menginginkan Yerusalem sebagai Ibu Kota negara mereka di masa depan. Demikian dengan masyarakat internasional yang tak mengakui klaim Israel atas kota, yang menjadi rumah bagi sejumlah tempat suci agama yaitu Yahudi, Islam, dan Kristen.

sumber : BBC
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement