Jumat 08 Dec 2017 09:30 WIB

Imbas Keputusan Trump, Kedubes AS untuk Yordania Lumpuh

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Nur Aini
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel. Hal ini disampaikannya di Gedung Putih, Washington DC, Rabu (6/12) waktu setempat atau Kamis (7/12) WIB.
Foto: AP/Alex Brandon
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel. Hal ini disampaikannya di Gedung Putih, Washington DC, Rabu (6/12) waktu setempat atau Kamis (7/12) WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Kedutaan besar (kedubes) Amerika Serikat untuk Yordania di Amman meniadakan pelayanan publik rutin sejak Kamis (7/12) sampai waktu yang belum ditentukan.

The Jerusalem Post, melaporkan, kantor kedubes itu ikut terimbas keputusan Presiden AS Donald Trump yang secara sepihak mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, Rabu (6/12) lalu. Selain itu, duta besar Amerika Serikat (AS) untuk Yordania juga telah meminta warga AS untuk waspada. Sebab, gelombang protes anti-Amerika di Yordania memungkinkan terjadi dan memunculkan kekerasan. Anak-anak AS di Yordania juga diminta tidak masuk sekolah pada Kamis (7/12).

Kedubes AS mengingatkan seluruh warga AS untuk meningkatkan perhatian dan kewaspadaan demi keselamatan diri. "Hindari area unjuk rasa, serta tingkatkan kewaspadaan bila melewati sekitar tempat protes atau demonstrasi," demikian penggalan pernyataan resmi Kedubes AS untuk Yordania, seperti dikutip The Jerusalem Post, Kamis (7/12).

Menteri Negara Yordania, Mamdoud el-Abadi, telah menyuarakan dukungan terhadap Hamas, kemarin. Seperti diketahui, Hamas menyerukan perjuangan bersenjata, intifada, berikutnya sebagai respons atas keputusan Trump.

El-Abadi juga mendukung setiap aksi demonstrasi yang memprotes kebijakan Donald Trump terkait status Yerusalem itu. Meskipun demikian, kantor kedubes itu tetap membuka pelayanan hanya untuk perlindungan warga AS di negeri kerajaan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement